pengolahan madu dengan tekanan tinggi (hpp) untuk
meningkatkan nilai gizi
Madu merupakan pemanis utama dunia dan pemanis asli alami yang dibuat oleh lebah madu. Madu telah digunakan sebagai makanan selama sedikitnya 6000 tahun. Madu berevolusi dari nektar, menjadi pemanis alami yang sangat populer yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Madu merupakan nektar bunga yang telah dikumpulkan, dimuntahkan, dan dikeringkan oleh lebah madu untuk meningkatkan khasiat nutrisinya sehingga siap untuk dikonsumsi manusia. Konsumsi madu meningkat karena kombinasi unik berbagai komponen dalam madu yang menjadikannya tambahan yang berharga untuk diet. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), total produksimadu pada tahun 1961 adalah 0,7 juta ton dan terus meningkat sekitar 1,5 juta ton pada tahun 2009.
Pencegahan penyakit melalui konsumsi madu kemungkinan besar disebabkan oleh adanya lebih dari 181 zat dengan berbagai macam fitokimia yang meningkatkan kesehatan, beberapa di antaranya memiliki sifat antioksidan. Antioksidan, yang banyak terdapat dalam madu alami, merupakan penangkal radikal bebas yang mengurangi atau menetralkan pembentukan radikal bebas. Fenolik merupakan komponen dalam madu yang bertanggung jawab atas efek antioksidannya.
Perlakuan HPP Pada Madu
Sebanyak 5 g sampel madu yang dikemas vakum mengalami kondisi HPP (tekanan, waktu) dan HPP--termal (tekanan, suhu, waktu) yang berbeda. Waktu perlakuan adalah waktu penahanan tekanan dan tidak termasuk waktu naik tekanan dan waktu pemanasan. waktu dekompresi. Suhu media bertekanan (air suling) selama perlakuan tekanan diukur menggunakan termokopel. Setelah perlakuan, sampel segera didinginkan dalam air es. Semua sampel madu diambil dari kelompok madu yang sama dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.
Suhu Yang Dibutuhkan Sekitar HPP Pada Madu