Lihat ke Halaman Asli

Aam Permana S

ihtiar tetap eksis

Pemikiran Mama Sepuh Desa Gudang Soal Pengeras Suara untuk Azan

Diperbarui: 24 Februari 2022   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpenulis

SETAHUN lalu, Mama Dayat, mama sepuh di Desa Gudang di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, desa tempat penulis lahir dan besar, meninggal dunia karena usia.

Banyak petuah yang pernah disampaikan Mama Dayat yang disampaikan kepada penulis, selain beberapa barang berupa isim.

Salahsatu yang selalu penulis ingat adalah soal pengeras suara di masjid Gudang.

Penulis ingat, Mama Dayat, semasa hidupnya termasuk anti menggunakan pengeras suara di masjid Gudang.

"Untuk mengabari waktunya solat ke luar, cukup pakai bedug. Dengan bedug, muslim sudah tahu, bahwa waktu solat tiba," demikian ujar Mama Dayat suatu ketika. Penulis karena ada ikatan saudara, cukup dekat dengan beliau.

"Cara itu merupakan cara para wali dulu dan para guru," imbuhnya.

Ketika penulis pulang tinggal kembali di Gudang setelah beberapa tahun berada di luar karena tugas, penulis tahu di masjid sudah ada pengeras suara.

Mama Dayat sepertinya paham bahwa soal itu jadi perhatian penulis.

Usai solat berjamaah, Mama Dayat menjelaskan bahwa di mesjidnya sekarang memang ada pengeras suara.

Tapi, katanya, itu bukan untuk mengabarkan waktu solat tiba dengan memperdengarkan suara azan. Pengeras suara hanya digunakan dia untuk berceramah dalam solat Jumat. Itupun, suaranya hanya cukup terdengar untuk lingkungan masjid saja, tidak memakai "suara luar".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline