Saya pernah berniat akan meninggalkan kebiasaan menulis untuk selamanya. Itu terjadi, setelah saya memutuskan untuk pensiun muda dari HU Pikiran Rakyat tahun 2012. Saya akan fokus berbisnis atau sekalipun bekerja, tetapi tidak akan bersinggungan dengan tulis-menulis.
Tapi rencana hanyalah rencana. Ternyata, menulis khususnya menulis feature dan berita (bukan tulisan jenis fiksi), tetap tidak bisa saya lepaskan. Ketika saya sudah tidak bekerja di HU Pikiran Rakyat , keinginan untuk menulis, tetap tidak bisa saya tahan.
Di sela-sela kesibukan, saya tetap menulis. Saya melampiaskan hasrat menulis itu di beberapa blog yang sengaja yang buat. Kadang saya juga mengirim tulisan ke beberapa media cetak dan online.
Yang lucu, setelah berhenti dari HU Pikiran Rakyat dan sambil berbisnis, saya juga malah meneriwa tawaran sahabat saya di TVRI Jawa Barat, Oka Sayuti, untuk menjadi kontributor berita TVRI Jawa Barat. Nasib baik menggiring saya menjadi staf redaksi Bagian Pemberitaan, dan sempat menjadi produser Program Berita Basa Sunda, Kalawarta selama hampir tiga tahun.
Sejak awal tahun ini, hasrat menulis saya bahkan begitu tinggi. Saya sempat kewalahan menyalurkannya. Untunglah, saya punya blog dengan aneka tema. Jadi, hasrat itu saya lampiaskan hingga puas.
Awal Agustus, hasrat menulis kembali menggelegak. Namun di sisi lain, semangat menulis di blog agak menurun. Saya jenuh. Untunglah, ketika jenuh menyergap, saya teringat kepada Kompasiana. Kalau tak salah, saya memiliki akun Kompasiana sejak 2015, tapi baru menulis tiga atau empat tulisan saja. Maka, Kompasiana lah yang kemudian jadi tempat pelampiasan saya.
Oh ya, tahun 2012 kalau tidak salah, saya juga pernah daftar Kompasiana dan memiliki akun. Saya sempat berkarya dengan mengirimkan beberapa tulisan. Tetapi saya lupa lagi email dan password untuk log in-nya, sehingga saya daftar akun baru.
Admin Kompasiana, barangkali memiliki catatan, bahwa sejak Agustus, saya upload tulisan dalam sehari bisa hingga lima artikel dengan tema berbeda. Itu terjadi, karena ketika saya melakukan perjalanan dalam kaitan dengan pekerjaan, selalu ada hal yang menarik untuk ditulis. Termasuk ketika bertemu dengan orang yang kreatif dan inspiratif.
Bersamaan dengan aktifitas di Kompasiana, saya bahkan masih menyempatkan menulis di Tabloid Galura, tabloid berbahasa Sunda (grup HU Pikiran Rakyat). Kebetulan, Redaktur Pelaksananya, Nanang Supriyatna -- sahabat dekat karena saya pernah empat tahun bergabung di Galura, beberapa kali mengirimkan pesan yang isinya meminta tulisan.
Begitulah soal kebiasaan saya menulis. Saya tidak tahu alasannya mengapa kebiasaan menulis tidak bisa saya tinggalkan. Padahal menulis yang saya lakukan sejak pensiun muda dari HU Pikiran Rakyat, betul-betul karena hoby saja, bukan mengejar materi (tapi kalau ada mah, ya rizki namanya, hehe). Apakah ini karena sudah takdir?
Saya , seperti pernah ditulis dalam tulisan sebelumnya, bertekad untuk turut membantu membangun desa, suatu waktu. Untuk kali ini, saya tidak akan seperti dulu: meninggalkan dunia menulis. Saya tetap akan menulis, bahkan siapa tahu ada manfaatnya bagi masyarakat.