Lihat ke Halaman Asli

Aam Permana S

ihtiar tetap eksis

Bertahan Hidup dengan Berjualan Barang Bekas di Blog

Diperbarui: 9 September 2018   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blog teman/dokpen

Rekan saya, sekitar dua bulan lalu harus berhenti dari pekerjaannya di sebuah pabrik di kawasan Bandung Raya. Bukan karena pensiun, tapi karena kontraknya tidak diperpanjang perusahaannya.

Ia, sebenarnya berusaha agar tetap bisa bekerja. Ia berusaha seperti beberapa temannya yang sengaja meloby manajemen perusahaannya agar bisa tetap bekerja, walau paruh waktu. Sayang, ia gagal. Ia tetap harus keluar dengan pesangon ala kadarnya.

Setelah tak punya pekerjaan, ia datang kepada saya, untuk berdiskusi. Ia jelas khawatir dengan masa depan keluarganya. Dengan bekerja di pabrik saja, hidupnya sudah morat-marit, apalagi tanpa bekerja? Istrinya memang selama ini punya penghasilan dari menjahit. Tapi ia mengaku tak enak jika harus mengandalkan hidup dari hasil keringat istri.

Saat ketemu saya, ia bertanya. Kira-kira, kalau diberhentikan mendadak oleh perusahaan, saya akan berbuat apa? Siapa tahu, katanya, apa yang akan saya lakukan, bisa ia lakukan, sebagai salahsatu jalan mensiasati hidup.

Saya berfikir sejenak. Tapi dengan pasti saya bilang, kalau saya mendadak diberhentikan, paling saya akan berkebun, karena kebetulan punya sawah dua tiga petak yang bisa saya garap. Selama ini, sawah itu hanya digarap saudara.

"Sambil bertani, saya mungkin akan menjual barang bekas yang sudah tidak terpakai. Bisa dijual melalui situs jual beli barang bekas yang kini banyak di dunia maya. Bisa juga membuat blog yang gratisan untuk menjual barang yang tidak terpakai," jawab saya. Ia tampak mendengarkan dengan seksama dan seperti tertarik.

Saya melanjutkan, bahwa di rumah punya banyak buku seperti novel, buku-buku ilmiah, buku agama, dan yang lainnya yang sekarang memenuhi rak bahkan menumpuk di atas lemari pakaian.

Saya juga memiliki banyak kaset pita lama yang bisa dijual. Harganya, kalau dicek cukup lumayan. Kalau saja kaset itu ada yang membeli, hasilnya lumayan.

"Saya juga mungkin akan menjual baju-baju bekas saya melalui situs tersebut," pungkas saya.

Ia mengangguk. Ia kemudian mengutarakan beberapa rencana yang akan ia laksanakan, walau ia tampak ragu.

Ketika akan pulang, ia bertanya lagi. " Kamu bisa membantu saya membuat blog? Siapa tahu, itu yang saya pilih," ujarnya. Saya tentu saja mengangguk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline