Seorang perajin asal Purwakarta, Jawa Barat, membuat miniatur perahu termasuk perahu pinisi yang bernilai seni dan mahal. Karyanya , bukan hanya diminati warga Indonesia saja, tapi juga warga Malaysia.
"Semula, peminatnya hanya penggemar karya seni dari Indonesia saja, tapi belakangan, ada juga yang berminat dari luar negeri, yakni Malaysia," kata Arifin, demikian nama sang kreator tersebut.
Ketika ditemui di rumahnya, Blok D 45 Perumahan Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Desa Jatimekar Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Arifin tengah bekerja membuat sebuah perahu ukuran besar. Seseorang di Palembang, imbuhnya, memesan perahu Sriwijaya yang harus segera selesai dalam beberapa hari ke depan.
Arifin menjelaskan, pesanan perahu memang tidak pernah surut sehingga dia hampir tiap hari berproduksi. Namun demikian, dengan alasan untuk mempertahankan kualitas, dalam seminggu ia jarang memproduksi barang dalam jumlah banyak. Ia mengaku, dalam satu minggu hanya membuat miniature perahu ukuran besar dua unit, dan ukuran kecil 10 unit.
"Membuat kerajinan banyak sebenarnya bisa saya lakukan dalam satu minggu. Tapi tidak saya lakukan karena ingin hasilnya baik," ujarnya.
Arifin, sebenarya sudah lebih dari 12 tahun focus membuat miniatur perahu tersebut. Namun ia mulai merasakan buah dari kreatifitasnya baru dalam tujuh tahun terakhir, yang ditandai dengan meningkatnya kehidupan keluarganya.
Itu terjadi, setelah miniatur perahunya semakin terkenal dan banyak dipesan peminat barang kerajinan model perahu tradisional seperti Pinisi dari Bugis, Lancang Kuning dari Riau, Mapapahit dari Jawa, Sriwijaya dari Palembang dan lain sebagainya.
Lalu, berapa harga satu miniaturnya? Menurut Arifin, tergantung ukuran dan tingkat kerumitannya. "Namun saya menjualnya biasanya dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah," ucapnya.***