Musim kemarau membuat puluhan buaya muara di Penangkaran Buaya Blanakan, Subang, Jawa Barat, kehilangan gairah. Itu terjadi karena penangkaran buaya tersebut di musim kemarau sekarang, kekeringan.
Selain kehilangan gairah karena tidak ada air untuk berendam dan minum di dalam kolam, buaya itu pun seperti terlantar dan tak terawat.
Menurut petugas, mengetahui kolam mulai kering, sebenarnya sudah berusaha untuk mengisi penangkaran dengan air. Saluran air yang biasa menyuplai air ke penangkaran, yakni dari sekitar muara, dibenahi agar air pasokan air lancar.
"Hasilnya, awalnya memang ada. Namun sejak tiga pekan lalu, saluran air itu sudah tak berair lagi. Otomatis penangkaran akhirnya mulai menyusut airnya hingga seperti sekarang," kara Madyani, seorang petugas penangkaran.
"Kini, kami hanya menunggu air laut pasang datang. Kalau belum terjadi, kondisinya, mungkin tetap seperti sekarang," ujarnya lagi.
Keringnya penangkaran tersebut, belakangan membuat pengunjung kecewa sehingga banyak yang mengurungkan niatnya masuk ke penangkaran. Dadang, misalnya.
Pengunjung warga Kota Subang yang datang ke penangkaran bersama keluarganya menuturkan, karena tidak tahu penangkaran tak berair, di akhir pekan ini, dia sengaja membawa keluarganya untuk datang ke wisata edukasi tersebut. Sedianya, dia ingin mengisi libur sambil mengenalkan hewan tersebut ke anak-anaknya yang masih kecil.
"Sayangnya, ketika saya datang, penangkarannya seperti sekarang. Ya pulang lagi tanpa masuk terlebih dahulu," ujarnya saat bertemu di sekitar penangkaran.
Menurut petugas penangkaran, keringnya penangkaran ini, terjadi bukan hanya sekarang saja. Kejadian serupa pernah terjadi pada musim kemarau sebelumnya. Jika hal itu terjadi, pihaknya tidak bisa berbuat banyak selain menunggu air laut pasang datang.
"Mudah-mudahan saja buaya di sini kuat. Tapi saya yakin kuat karena buaya selalu menyimpan cadangan air di tubuhnya dan secara alami sudah siap menghadapi kondisi seperti sekarang," kata Madyani seraya meminta pengunjung memaklumi kondisi penangkaran seperti itu. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H