Lihat ke Halaman Asli

Aam Permana S

ihtiar tetap eksis

Kemah Kemerdekaan di Kampung Adat Cireundeu

Diperbarui: 7 Agustus 2018   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Cireundeu melakukan persiapan/dokpri

Jika tak ada alangan, sebuah hajatan memperingati 73 tahun Kemerdekaan Indonesia bertajuk "Kemping Kemerdekaan" akan digelar di Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, 16-17 Agustus 2018 mendatang.

Penulis sebenarnya nyaris melupakan acara tersebut. Untungnya Kang Jajat, tokoh Cireundeu mengirimkan pesan melalui whatsapp, baru-baru ini, "Jangan lupa, Kang, tanggal 16-17 Agustus ya," demikian tulisya.

Tentu saja, penulis bersyukur menerima pesan tersebut. Kalau saja tak ada kabar, penulis bisa saja melupakan acara tersebut. "Terimakasih Kang, saya dikabari. Kalau tidak, lupa," balas penulis.

"Wah keterlaluan kalau lupa mah, Kang. Masa lupa memperingati Hari Kemerdekaan," balasnya lagi, tapi diakhiri dengan "gambar" orang sedang tersenyum.

"Iya, deh. Saya akan datang seperti tahun lalu," jawab penulis.

Menurut Kang Jajat, khusus untuk tahun ini, acara "Kemping Kemerdekaan" akan lain dengan tahun sebelumnya. Bila tahun lalu hanya digelar beberapa  kegiatan, sementara untuk tahun ini, kegiatannya ditambah.

Sekarang, katanya, ada kegiatan jelajah hutan Cireundeu, api unggun, murak tumpeng (makan bersama), kembang api, gelaran kesenian tradisional, dan diakhiri upacara bendera serta pembangian dorprize.

"Pokoknya, kegiatan tahun ini lebih heboh, Kang. Dan mudah-mudahan bisa menyebabkan kita lebih mencintai Indonesia," tulis Kang Jajat. Saya tentu saja mengangguk, setuju.

Terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Cireundeu adalah sebuah kampung adat dari sekian kampung adat di Jawa Barat. Seperti halnya kampung adat lainnya, sebagian besar penduduknya memeluk dan memegang teguh kepercayaan  Sunda Wiwitan hingga saat ini.  

Posisinya, boleh dibilang sejajar dengan Kampung Naga (Tasikmalaya), Kasepuhan Cipta Gelar (Banten, Kidul, Sukabumi), Kampung Dukuh (Garut), Kampung Urug (Bogor), Kampung Mahmud (Bandung), dan kampung adat lainnya.

Hebatnya kampung adat Cireundeu, diketahui memiliki prinsip Ngindung Ka Waktu, Mibapa Ka Jaman. Maksud "Ngindung Ka Waktu", sebagai warga kampung adat memiliki cara, ciri dan keyakinan masing-masing. Sedangkan "Mibapa Ka Jaman" memiliki arti masyarakat Kampung Adat Cireundeu tidak melawan akan perubahan zaman. Masyarakatnya  mengikuti perkembangan jaman dan memanfaatkannya seperti  menonton televisi, menggunakan alat komunikasi berupa hand phone, dan penerangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline