Enam atlet paralimpik yang melakukan aksi longmarch dari Bandung ke Jakarta, ternyata memilih meneruskan perjalanan hingga ke titik istirahat di Situ Buleud, Purwakarta, Jawa Barat. Dengan demikian, keinginan pihak Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menjemput mereka dalam perjalanan, batal.
"Anak-anak, dengan teguhnya meminta terus berjalan kaki dari titik pemberangkatan Cikalong Wetan hingga Situ Buleud, Purwakarta. Jadinya, pejabat dari Kemenpora khususnya Sesmenpora Gatot B Dewabroto terpaksa menunggu di Situ Buleud. Padahal mereka sudah bergabung dalam rombongan," tutur Kamal Sasmita, pengacara enam atlet paralimpik Jabar, dari LBH Galuh Pakuan ketika dihubungi.
Menurut Kamal, semangat atlet paralimpik tersebut sepertinya berlipat sekali sepanjang hari ini. Ia menduga hal itu karena banyak pihak yang mendukung dan mensuport mereka, termasuk dari Barisan Tuna Netra Berkarya (Baraya) di daerah Cianting Purwakarta.
"Kami juga mendapat support dari Rider BysonPurwakarta dan anak-anak LAN Purwakarta yang mengatur lokasi istirahat," tuturnya. Mengenai pertemuan dengan pejabat Kemenpora, Kamal mengaku belum bisa memberikan keterangan, termasuk jam berapa pertemuan akan dilakukan.
Menyayangkan
Di pihak lain, Handri, Humas NPCI Jawa Barat ketika dihubungi mengatakan bahwa sejauh yang diketahuinya, Ketua Umum National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Pusat Senny Marbun menyayangkan aksi longmarch enam atlet paralimpik tersebut. Pasalnya, aksi tersebut malah menyengsarakan para atlet sendiri.
"Pak Senny juga menduga ada pihak yang punya kepentingan politik yang sengaja menunggangi mereka," katanya.
Disebutkan juga, soal kontribusi para atlet tersebut sebenarnya sudah digugat mereka bersama pendamping dan kuasa hukumnya di pengadilan. Jadi, bagusnya, sebagai warga negara taat hukum, proses pengadilannya diikuti dulu.
Sedangkan mengapa mereka tidak bisa masuk pelatnas, mengutip pernyataan Ketua Umum NPCI Jawa Barat Ukum Rukaendi, Handri menegaskan bahwa hal itu sama sekali tak berkaitan dengan kontribusi. Mereka tak masuk pelatnas, karena mereka tidak mengikuti seleksi sejak dari tingkat cabang. "Jelasnya, mereka tidak dikirimkan oleh NPCI Jabar ke seleknas, karena mereka tak ikut seleksi di tingkat Jabar dan kota/kabupaten masing-masing," ujar Handri, mengutip pernyaan Ukun.
Akan tetapi, lanjutnya, walaupun tak masuk pelatnas Asian Para Games, bukan berarti karir mereka mati. "Mereka masih memiliki kesempatan di event nasional sampai internasional berikutnya jika mampu menunjukan prestasi yang mumpuni," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H