Lihat ke Halaman Asli

Aam Permana S

ihtiar tetap eksis

Akan Didengarkah "Suara" Orang Sunda Dorong Aher dan Yuddi Jadi Cawapres?

Diperbarui: 5 Agustus 2018   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Spandung Dukungan kepada Aher dan Yuddy/dokpri

Sejumlah organisasi kasundaan akhirnya betul-betul mendeklarasikan tokoh Sunda Ahmad Heryawan dan Yuddi Chrisnandi untuk jadi calon wakil presiden di Pilpres 2019.  Bertempat di Gedung Indonesia Menggugat, Kota Bandung, deklarasi tersebut dihadiri ratusan orang berseragam Angkatan Muda Siliwangi (AMS) serta sejumlah tokoh Sunda.

Tampak  hadir dalam acara tersebut, antara lain Ketua Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Noeri Ispandji, Ketua Badan Musyawarah Masyarakat Sunda Memet Hamdan, dan Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan Dindin S Maolani. Ketiganya kebetulan mendapat kepercayaan untuk menyampaikan deklarasi  pengusulan Ahmad Heryawan dan Yuddi.

Dalam keterangannya, Noeri Ispandji mengatakan,  kedua tokoh yang dideklarasikan tersebut  diyakini memiliki kompetensi untuk menjadi pemimpin nasional. "Kang Aher  sudah tidak diragukan lagi. Dia merupakan Gubernur Jawa Barat dua periode. Sedangkan Kang Yuddi , selain sebagai mantan menteri,  juga  duta besar untuk Ukraina," katanya.

Atas dasar itu, dia dan ormas kasundaan lainnya menyodorkan keduanya kepada setiap calon presiden, agar bisa dipilih jadi calon wakil presiden.

Ia menegaskan, pihaknya tidak berbicara soal ganti presiden atau lanjutkan. Yang penting bagi mereka, ada tokoh Sunda yang menjadi pemimpin nasional, sekalipun jadi wakil presiden.

Sementara Dindin S Maolani menyebutkan bahwa jika capres memilih kedua nama itu, dipastikan akan diuntungkan. Minimal dari segi elektoral dari pemilih di Jawa Barat, karena 20 persen penduduk Indonesia ada di Jawa Barat.

"Pengusulan dua nama itu juga sebagai langkah masyarakat Sunda untuk tidak terus-terusan jadi obyek.  Padahal, potensu dan kontribusi Jawa Barat untuk pembangunan nasional sangat besar," jelasnya.

Masalahnya sekarang, apakah suara dari Tatar Sunda itu didengar oleh capres yang kini ada, Joko Widodo dan Prabowo? Bukankan baik Joko Widodo mapun Prabowo selama ini sudah punya kandidat sebagai wakil mereka?

Baiknya kita ikuti saja sampai 10 Agustus 2018 mendatang, hingga masa pendaptaran capres-cawapres berakhir. "Kita tunggu sampai injury time," kata Kang Memet Hamdan, dengan nada optimis.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline