Rupanya Para Majus, yang telah mengunjungi Sang Bayi yang terbaring di palungan Betlehem, tidak mengindahkan pesan Herodes, yang sebelumnya mereka kunjungi di Yerusalem, agar menyelidiki segala hal tentang Anak itu, dan kemudian menginformasikannya kepada raja itu. Herodes berdalih bahwa dia juga ingin menyembah Raja Orang Yahudi yang baru lahir itu. Namun, Herodes tertipu karena Para Majus melalui jalan lain untuk balik ke negeri mereka, karena ada peringatan dalam mimpi agar mereka 'Jangan kembali dan memberikan informasi kepada Herodes' karena maksud Herodes bukan menyembah, melainkan ingin membunuh Anak, yang suatu saat nanti, akan sangat membahayakan kedudukan dan kekuasaannya itu. Tentu saja Herodes murka, bahkan sangat murka ! Sebelum kemurkaan "... si serigala itu" (Luk 13:32) berdampak buruk kepada Anak itu, karena sesungguhnya Herodes ingin membunuhNya, Yusuf menerima FirmanNya melalui malaikat Tuhan dalam mimpi, "Bangunlah, ambillah Anak itu serta IbuNya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu" (Mat. 2:13).
Guru bertanya kepadaku, "Tahukah engkau mengapa Keluarga Kudus harus melarikan diri ke Mesir ?" Setelah aku termangu dan terdiam begitu lama, Guru menjawab sendiri, "Karena Mesir adalah tempat perlindungan tradisional bagi orang-orang yang menghadapi bahaya di Tanah Israel dan karena itu harus melarikan diri. Ingatkah engkau akan seorang pegawai Salomo yang bernama Yerobeam bin Nebat ? Dia adalah seorang Efraim dari Zereda, yang memberontak terhadap Salomo dan kemudian terancam dibunuh. Ke manakah dia melarikan diri ?" "... ke Mesir, kepada Sisak, Raja Mesir," (1 Raj 11:40), Guru. Di sanalah Yerobeam berdiam hingga Salomo mati." "Jawabmu tepat, Nak. Satu contoh lain, kemanakah orang Kiryat-Yearim yang bernama Uria bin Semaya, pada saat ingin dibunuh oleh Raja Yoyakim karena mendengar nubuat Uria yang buruk tentang kota dan negeri itu, tepat seperti nubuat Nabi Yeremia, melarikan diri ?" Guru bertanya lagi. "Uria melarikan diri juga ke Mesir, Guru, walaupun akhirnya dia ditangkap di Mesir dan kemudian berhasil disuruh bunuh oleh Raja Yoyakim." "Lagi-lagi jawabmu tepat, Nak."
Sejurus kemudian Guru menyambung ujaranNya, "Namun itu bukanlah alasan utama mengapa Anak itu dibawa ke Mesir !" "Apa alasan utamanya, Tuhan ?" tanyaku penasaran. "Agar Dia dapat bertahan hidup dan kembali ke Tanah Israel sama seperti Israel dan keturunannya yang pada masa kelaparan terpaksa mengungsi ke Mesir dan kemudian Keturunan Yakub itu kembali dari perbudakan Mesir ke Tanah Israel. Anak itu mengalami kembali Eksodus Israel agar Dia dapat melaksanakan Karya PenyelamatanNya, yang ditugaskan Bapa kepadaNya. Hal inilah yang termaktub dalam Kitab Nabi Hosea, '... dari Mesir Kupanggil anakKu itu' (Hos 11:1)".
Dengan nada agak ragu aku kembali bertanya kepada Guru, "Namun, peristiwa itu merenggut nyawa 'semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah' (Mat 2:16), Tuhan, sehingga dukacita pada saat itu menggenapi 'firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 'Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.'' (Mat 2:17-18)." "Itu adalah konsekuensi dari Karya Penyelamatan ini, Nak, konsekuensi yang muncul dari kejahatan Herodes. Namun, bukankah engkau mengerti bahwa semua anak yang dikorbankan Herodes itu mendapat tempat yang kudus dalam Kebahagiaan Kekal bersama Allah Tritunggal Maha Kasih ?" "Ya, Tuhanku dan Allahku, mereka serta merta menjadi kudus."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H