PERTAMA : AMATI DAN KENALI PENCETUS PERUBAHAN PERILAKU.
Orang yang merawat Pasien Demensia dan orang-orang terdekat perlu mengamati dan mengenali pencetus perubahan perilaku negatif Pasien. Jika dirasa perlu, semua hal itu dicatat. Hal ini penting agar pencetus-pencetus itu bisa dielakkan di kemudian hari untuk meminimalisasi perubahan perilaku yang sama.
KEDUA : HINDARI KEMARAHAN.
Perubahan perilaku negatif Pasien Demensia tak jarang dapat memicu emosi dan kemarahan orang yang merawat dan orang-orang terdekat. Namun, kemarahan sebagai balasan perubahan perilaku seringkali tidak efektif. Lebih baik 'mengganti' kemarahan dengan tindakan empati seperti percakapan, sentuhan hangat, dan pelukan.
KETIGA : ALIHKAN PERHATIAN.
Di saat terjadi perubahan perilaku negatif pada Pasien Demensia, sering kali orang yang merawat dan orangorang terdekat. secara spontan ingin menenangkan. Tetapi, tindakan mengalihkan perhatian tampaknya lebih efektif dibanding melakukan konfrontasi, atau bahkan sekedar memberitahukan apa yang benar !
KEEMPAT : HINDARI MENGHUKUM.
'Menghukum' Pasien Demensia untuk perilaku negatif bukan cara yang baik. Mengambil kembali sesuatu yang sedang 'dinikmati' atau mengabaikan, misalnya, hanya akan menciptakan 'konflik' . Perlu dicari 'cara lain' yang lebih bisa meredakan perilaku negatif.
KELIMA : KENALI KEBIASAAN 'MEMINDAHKAN' BENDA.
Pasien Demensia sering memindahkan benda tanpa mereka sadari. Jika itu sering terjadi, orang yang merawat dan orang-orang terdekat perlu mengamati dan mengenali pola kebiasaan itu, misalnya benda apa yang sering dipindahkan, di mana 'lokasi favorit' . Beberapa pengenalan sederhana ini bisa mencegah kemungkinan hilangnya benda-benda penting.
KEENAM : UPAYAKAN PERSEPSI POSITIF.