Lihat ke Halaman Asli

Leonardo Wibawa Permana

Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

Pengalaman Imajiner dengan Yesus : Lukas 3:10-18, "... agar persiapan hati dan jiwamu semakin sempurna ..."

Diperbarui: 14 Desember 2024   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/photo/a-beggar-with-a-pack-of-bread-for-food-8078537/

Aku menyaksikan kedatangan Yohanes Anak Zakharia, sebagai Bentara Kristus yang amat tegas dan lugas, "Hai kamu keturunan ular beludak ! Siapakah yang mengatakan kepada kamu melarikan diri dari murka yang akan datang ?" (Luk 3:7). Yohanes, Sang Pembaptis itu, terus berbicara lantang di seluruh daerah Yordan, dengan untaian kalimat seruan, peringatan, teguran, bahkan ancaman, sekaligus tawaran agar orang banyak itu bertobat dan dibaptis di Sungai Yordan.

Dalam nada ketakutan sekaligus penyesalan yang dalam, mereka meminta nasihatnya, "... apakah yang harus kami perbuat ?" (Luk 3:10). Aku merefleksikan jawaban dan nasihat lugas dan tegas Yohanes, bahwa setiap orang harus bermurah hati, berbagi dan memberi, bukan malah menimbun dan melahap, di saat begitu banyak orang lain telanjang dan kelaparan, bahwa setiap orang harus berbuat adil, jangan mengambil sesuatu yang bukan hak dengan mengeksploitasi dan memanipulasi, apalagi dengan merampas dan memeras orang lain, apakah secara kasat mata ataupun tidak, apakah orang lain itu menyadari bahwa mereka dimanipulasi dan dieskploitasi ataupun tidak, dan setiap orang harus merasa cukup jika itu memang cukup, dengan bertanya kepada diri sendiri, apakah aku memang membutuhkan semua itu atau ada begitu banyak timbunan padaku yang malah membusuk sia-sia, sementara di banyak sekali tempat, ada sejumlah besar orang yang sungguh-sungguh mendambakan, menantikan, dan membutuhkannya.

Di saat orang banyak mengira-ngira apakah Yohanes itu Mesias, aku mendengar jawabannya yang amat jujur dan rendah hati, "... Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api" (Luk 3:16). Aku berkata kepada Guru, "Betapa jujur dan rendah hatinya Yohanes Pembaptis, Guru." Guru menjawab ujaranku, "Begitulah seharusnya sikap seorang pengikutKu, 'Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata : Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.' (Luk 17:10)." Sembari menepuk lembut pundakku, Guru melanjutkan, "Dan engkau, walaupun Aku telah mengakui dan mengangkatmu dan semua pengikutKu sebagai 'sahabat dan saudara-saudariKu', tetaplah genggam kejujuran dan kerendahan hati seperti Yohanes, bertindak sebagai hamba yang tidak berguna di Hadapan Allah, agar persiapan hati dan jiwamu semakin sempurna untuk menyambut kedatanganKu, melalui pelayanan kasih yang semakin sempurna pula kepada sesamamu, saudara dan saudarimu yang juga adalah saudara dan saudariKu ...!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline