Aku mengikuti seluruh peristiwa itu, bagaimana di kota Yerikho, Zakheus, kepala pemungut cukai berbadan pendek yang kaya itu, berlari mendahului orang banyak, dan dengan semangat yang luar biasa bergegas memanjat pohon ara, 'hanya' untuk memberikan jawaban kepada pikiran dan hatinya tentang Yesus yang selama ini telah didengarnya dari banyak orang, betapa istimewanya 'Orang itu' ! Usaha kerasnya tidak sia-sia karena Yesus memang melihatnya, memanggilnya turun, bahkan menyampaikan dengan tegas kepada Zakheus, "... Aku harus menumpang di rumahmu" (Luk 19:5).
Sangat bertolak belakang dengan sungut-sungut, yang dilandasi segala perasaan buruk, semua orang yang melihatnya, karena menurut mereka sangat aneh dan mungkin menjijikkan, bagaimana bisa, Yesus yang selalu berbicara dan melakukan segala yang benar itu mau menumpang di rumah orang berdosa, Zakheus bukan hanya menerima Yesus dengan sukacita yang penuh, malahan memulai pertobatan sejatinya dengan "... berdiri dan berkata kepada Tuhan: 'Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin ..." (Luk 19: 8).
Di saat itu Tuhan menoleh kepadaku seraya berkata, "Kaulihat Zakeus ini, Nak ? Di saat ini juga, saat ia bahkan untuk pertama kalinya bertemu denganKu, Yesus Orang Nazaret, yang sangat ingin dilihatnya itu, ia mengubah cara hidupnya secara radikal, hingga menunjukkan diri dan kehidupan barunya sebagai 'Anak Abraham', keturunan Abraham yang sejati, pewaris sejati janji-janji Allah kepada Abraham dan Orang-orang Benar dalam Perjanjian Lama. Karena itulah dia berhak menerima keselamatan sebagai 'Anak Abraham' dan Aku meneguhkan itu baginya, 'Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang'(Luk 19:10)."
KataNya lagi, "Masih ingatkah engkau akan 'seorang pemimpin yang sangat kaya' yang bertanya kepadaKu, 'Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal ?' (Luk 18:8) ?" Aku menjawab Dia, "Ya, Guru, pada saat itu Engkau mengingatkan dia tentang segala perintah Allah, yang menurut dia telah dilakukan sejak masa mudanya."
"Benar jawabmu," lanjut Guru, "dan kemudian tentu engkau bisa ceritakan bagaimana reaksinya saat Aku menyuruhnya menjual segala yang dimilikinya, membagi-bagikannya kepada orang-orang miskin supaya beroleh harta di Surga, dan kemudian datang ke mari dan mengikuti Aku' ?" Di saat kembali kubayangkan raut wajah orang itu, aku menyahut Tuhan, "Ia amat sedih sebab ia sangat kaya ! Dia sulit melepaskan kepemilikannya atas kekayaan itu, sikap dan tindakan yang amat bertolak belakang dengan sikap dan tindakan Zakheus."
Sekali lagi, dengan tatapan lekat di kedua bola mataku, Tuhan bersabda, "Sekarang, lihatlah dirimu, Nak, bercerminlah kepada Zakheus dan orang kaya itu, tak peduli, apakah engkau lebih kaya, sama kaya, atau lebih miskin dari mereka. Kalimat mana yang harus Kusampaikan kepadamu, 'Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini' (Luk 19:9) atau 'lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah' (Luk 18:25) ?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H