Lihat ke Halaman Asli

Leonardo Wibawa Permana

Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

4 Pemicu Pertengkaran Pasutri

Diperbarui: 6 November 2024   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar Pasangan Suami Istri atau Pasutri pernah bertengkar. Namun, jika pertengkaran kemudian menjadi 'menu harian' dalam rumah tangga Anda, waspadai 'something wrong' ! Ini merupakan 'alarm' bagi Anda berdua untuk meninjau lebih cermat dan berusaha memahami dengan tepat, 'ada apa sebenarnya ?'

Mari kita bahas sejumlah pemicu pertengkaran Pasutri :

  • Masalah 'Biasa'. Ada banyak 'hal biasa' yang dapat memicu pertengkatan Pasutri, di antaranya masalah keuangan, hubungan seks atau 'Tim Suis', pekerjaan, seluk-beluk anak, dan tugas-tugas rutin dalam rumah tangga. Sebagian besar pertengkaran menyangkut isu-isu ini disebabkan oleh 'perbedaan pendapat dan pandangan' dan lebih mudah diselesaikan dengan kesabaran, melalui ketrampilan komunikasi, berdiskusi dan berkompromi. Namun, tetap waspada jika masalah yang Anda berdua hadapi ternyata lebih serius.  
  • Masalah yang 'Tertinggal'. Pengalaman buruk di masa lalu, terlebih di masa kecil dan remaja, bisa menjadi pemicu pertengkaran di antara Pasutri, apalagi bila salah satu mengalami PTSD, Post Traumatic Stress Disorder. Perasaan ditolak atau dikhianati, pemaksaan dan eksploitasi untuk kerja rutin di rumah oleh orangtua dan saudara yang lebih tua, bullying yang sering diterima di sekolah, semuanya bisa menjadi pemicu. Sangat penting bagi orang yang pernah mengalaminya untuk kembali 'melihat ke dalam', 'membongkarnya' semampu mungkin, dan membicarakannya secara terbuka dengan pasangan agar tidak menjadi 'duri dalam daging' bagi ikatan perkawinan.
  • Masalah 'Sensitif'. Si dia tiba-tiba melupakan Hari Ulang Tahun Anda atau bahkan Wedding Anniversary, ini sangat sensitif ! Bukan tidak mungkin, hal-hal seperti ini bukan hanya memicu pertengkaran, tetapi juga kecurigaan dan hancurnya rasa percaya satu sama lain, kalau-kalau ada perselingkuhan. Maka, keterbukaan dalam komunikasi itu sangat penting, bahkan sejal awal pernikahan. Namun, keterbukaan bukan berarti Anda masing-masing bahkan sampai tidak punya rahasia sama sekali.  
  • Masalah 'Kebutuhan Lebih Mendalam'. Tak jarang pertengkaran tentang hal-hal yang terkesan sepele sesungguhnya 'menyimpan' kebutuhan yang lebih mendalam. Kalau istri ngomel karena pekerjaan rumah tangga menumpuk, mungkin saja yang dipermasalahkan sesungguhnya adalah kurangnya penghargaan suami kepada dirinya. Atau, bisa jadi suami bukan sedang mempersoalkan frekuensi atau kepuasan hubungan seksual jika terjadi pertengkaran tentang Tim Suis, tetapi dia ingin mengungkapkan hal yang lebih mendalam, kebutuhan akan cinta, perhatian dan keintiman psikologis bersama istrinya.  

Pertengkaran, yang mampu diselesaikan dengan tepat, bisa menjadi terapi dalam pernikahan. Sebagian Pasutri mengaku bahwa mereka tambah mesra setelah bertengkar. Namun, jangan mencari kemesraan dengan 'kebiasaan' bertengkar, masih banyak cara lain yang lebih menyenangkan, he he he.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline