Kalimat pamungkas Gabriel, 'Bagi Allah tidak ada yang mustahil' meneguhkan hati perawan kudus yang telah dipersiapkan Allah sekaligus mempersiapkan dirinya dalam penantian panjang, Adventus Terpanjang dan Teragung dalam sejarah keselamatan, untuk menerima Sang Firman di dalam rahim dan pertama-tama di dalam jiwanya.
Di dalam kepasrahan yang tulus dan di dalam cintanya yang senantiasa merekah indah bagi Allah, Maria menjawab Gabriel, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Luk 1:38).
Jawaban itu adalah jawaban yang dinanti-nantikan seluruh bumi dan segenap isi surga ! Sebuah jawaban yang menentukan arah kehidupan semua makhluk ! Sebuah jawaban yang membawa sukacita besar bagi dunia seisinya ! "Adapun Bapa yang penuh belaskasihan menghendaki, supaya penjelmaan Sabda di dahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah ditetapkan menjadi BundaNya. Dengan demikian, seperti dulu wanita mendatangkan maut, sekarang pun wanitalah yang mendatangkan kehidupan.
Itu secara amat istimewa berlaku tentang Bunda Yesus, yang telah melimpahkan kepada dunia Hidup sendiri yang membaharui segalanya, dan yang oleh Allah danugerahkan kurnia-kurnia yang layak bagi tugas seluhur itu. ...
Demikianlah Maria Puteri Adam menyetujui Sabda Ilahi, dan menjadi Bunda Yesus.
Dengan sepenuh hati yang tak terhambat oleh dosa manapun ia memeluk kehendak Allah yang menyelamatkan, dan membaktikan diri seutuhnya sebagai hamba Tuhan kepada pribadi serta karya PuteraNya, untuk di bawah Dia dan beserta Dia, berkat rahmat Allah yang Mahakuasa, mengabdikan diri kepada misteri penebusan.
Maka memang tepatlah pandangan Para Bapa Suci, bahwa Maria tidak secara pasif belaka digunakan oleh Allah, melainkan bekerja sama dengan penyelamatan umat manusia dengan iman serta kepatuhannya yang bebas.
Sebab, seperti dikatakan oleh S. Ireneus, 'dengan taat Maria menyebabkan keselamatan bagi dirinya maupun bagi segenap umat manusia'.
Maka tidak sedikitlah para Bapa zaman kuno, yang dalam pewartaan mereka dengan rela hati menyatakan bersama Ireneus: 'Ikatan yang disebabkan oleh ketidaktaatan Hawa telah diuraikan karena ketaatan Maria; apa yang diikat oleh perawan Hawa karena ia tidak percaya, telah dilepaskan oleh Perawan Maria karena imannya'. Sambil membandingkannya dengan Hawa, mereka menyebut Maria 'bunda mereka yang hidup'.
Sering pula mereka nyatakan: 'maut melalui Hawa, hidup melalui Maria'" (LG 56).
Maria menerima Kabar Sukacita. Kabar Sukacita bagi siapa ? Kabar Sukacita, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi seluruh dunia. Dan Kabar Sukacita itu diterima oleh seorang perawan sederhana yang sesungguhnya sekaligus amat sangat perkasa ! Amat sangat perkasa ? Ya ! Perawan sederhana yang amat kudus itu tidak lebih dahulu meminta nasihat, masukan, ataupun pertimbangan dari siapapun saat memutuskan 'Ya",