Lihat ke Halaman Asli

Leonardo Wibawa Permana

Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

Berbincang dengan Sang Filsuf : Karena Ada Dia di Belakangmu

Diperbarui: 11 November 2024   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/photo/white-polar-bear-on-gray-rock-13056752/

Sang Filsuf Tua sedang menikmati 'kesendiriannya', jauh dari 'keroyokan' para mahasiswa seperti biasanya. Maklum, karena 'keunikannya yang hangat', Sang Filsuf menjadi idola para mahasiswa, terutama mahasiswi. Dan, dibuai oleh angin semilir, tiba-tiba Sang Filsuf serasa terlempar ke sebuah hutan yang lebat.

Rupanya sedang ada pertemuan semua hewan di hutan. Seekor anak singa muda sedang berdiri di atas sebuah batu abu-abu, lebih tinggi dari hewan-hewan lainnya. Singa Muda itu berbisik dengan pongahnya kepada Filsuf, "Anda lihat, Tuan, semua kepala menunduk ke arahku, semua, tanpa kecuali !" 

Sang Filsuf mengangguk-anggukkan kepalanya sembari berujar, "Ada satu yang tidak menunduk ke arahmu dan sesungguhnya mereka semua menunduk karena dia ada di belakangmu, Nak." "Siapa yang berani tidak menundukkan kepala kepadaku ?" suara Sang Singa Muda diupayakan menggelegar. "Menolehlah ke belakang, Nak."

"Oh, dia ayahku, Tuan." "Benar sekali, Nak. Dia satu-satunya yang tidak menundukkan kepala kepadamu tetapi dia pula yang mampu membuat semua yang ada di sini menunduk kepadamu. Sekiranya sudah tidak ada lagi dia di situ, yakinlah, mereka semua sangat mungkin, bukan hanya mendongakkan kepala kepadamu, malah meninggalkanmu bersama-sama, walaupun kau tetap berada di sini, di ketinggian ini, dan kau akan sendirian !"

Seketika wajah Sang Singa Muda berubah, "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan, Tuan ?" "Pertanyaanmu sangat cerdas dan bijaksana, Nak. Mulai sekarang, asahlah kompetensimu, knowledge, skill, dan attitudemu, agar mereka semua tetap menundukkan kepala di saat dia sudah tidak di belakangmu lagi."

Sang Filsuf tersadar dari lamunannya sembari berujar, "Mujur aku tidak dimangsa hewan-hewan di hutan itu, he he he." Ujaran Sang Filsuf, seperti biasanya, bikin heran para mahasiswa yang sedang berpapasan dengannya, namun mereka lagi-lagi maklum, Sang Filsuf memang unik ..... dan ..... langka .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline