Saulus dari Tarsus. Begitu bersemangatnya Saulus, hingga upayanya membasmi para pengikut Yesus dengan kekerasan terus bergelora dalam hatinya, "Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara" (Kis 8:1-3).
Upaya Saulus 'menghabisi' pengikut Yesus Orang Nazaret tidak cukup sampai di situ. Ia berusaha membasmi sampai ke Damsyik, kota yang juga dikenal sebagai Damaskus, "Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem" (Kis 9:1-2).
Namun, apa yang terjadi dalam perjalanan itu ? Sebuah kejutan ! Ternyata, Saulus-lah yang 'ditangkap' oleh Tuhan Yesus dengan KasihNya, melalui Cahaya yang "memancar dari langit mengelilingi dia" (Kis 9:3) sehingga Saulus "rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: 'Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?' (Kis 9:4). Seketika, Saulus menjawab, "Siapakah Engkau, Tuhan?" (Kis 9:5a). Dan, "KataNya: 'Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat'" (Kis 9:5b-6).
Sesungguhnya dalam perjalanan menuju Damaskus itu, Saulus menyaksikan Yesus dan KebangkitanNya (bdk. 1 Kor 9:1, 1 Kor 15:3-11, dan Gal 1:11-16), sebuah mujizat amat besar, yang mampu mengubahnya dari 'lalang di antara gandum' menjadi 'gandum yang kemudian amat sangat bernas' !
Terjadilah 'pembaptisan', 'kelahiran kembali' Saulus, kelahiran kembali dalam Nama Tuhan Yesus. Di saat itu pula, Saulus menyadari bahwa seluruh Umat Kristiani "adalah Tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya" (1 Kor. 12:27), sehingga "jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita" (1 Kor. 12:26). Oleh karena itu, Yesus menganggap penganiayaan terhadap para pengikutNya sebagai penganiayaan terhadap DiriNya sendiri.
Dan kepada Ananias, Tuhan sendiri berfirman bahwa 'gandum yang amat sangat bernas itu' "adalah alat pilihan bagiKu untuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaKu" (Kis 9:15-16).
Jadi, lalangpun bisa diubah Tuhan sendiri untuk menjadi gandum, bahkan gandum yang kemudian menjadi sangat amat bernas, diantaranya Saulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H