Lihat ke Halaman Asli

Leonardo Wibawa Permana

Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

Waspadai "Si Tia" yang Satu Ini!

Diperbarui: 20 Oktober 2024   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/photo/hands-holding-rtg-picture-4226139/

"Oh Tuhan, kucinta dia.  Kusayang dia, rindu dia, inginkan dia ..." Saya yakin banyak dari Anda yang mengenal lagu ini bahkan sering menyanyikannya. Ya, lagu ini berjudul 'Dia' dan penyanyinya adalah salah satu musisi terkenal di negeri ini, Anji.  Karya Anji, yang melambungkan namanya hingga masuk dalam berbagai nominasi di ajang musik di Indonesia ini, dirilis pertama kali pada tahun 2016 silam.

Namun, alangkah baiknya jika 'si dia' itu bukan bernama 'TIA'. Ini bukan Tia sembarangan sehingga namanya ditulis dengan huruf kapital semua, karena ini memang singkatan. TIA merupakan kependekan dari 'Transient Ischemic Attack' yang dalam Bahasa Indonesia bisa disebut 'SSS' atau 'S3', 'Serangan Stroke Selintas'. TIA, yang juga disebut 'mini stroke', adalah 'serangan stroke' yang berlangsung dalam waktu relatif singkat, beberapa menit hingga kurang dari 24 jam. Setelah itu, serangan berlalu dan gejala menghilang.  

Namun, perlu kewaspadaan ekstra dan tanggapan serius menghadapi 'si TIA' ini karena bisa jadi serangannya merupakan 'tanda peringatan' stroke atau malah 'serangan awal' stroke yang sebenarnya. Para pakar mencatat bahwa 1 di antara Pasien Stroke mengalami TIA sebelumnya, dan 1 di antara 10 Pasien TIA meninggal dalam 1 tahun. Pasien TIA harus waspada, jangan-jangan 'jatuh' ke serangan stroke, terutama dalam 90 hari atau 3 bulan sejak serangan pertama.

Apa yang dialami oleh Pasien TIA sama dengan gejala-gejala pada Pasien Stroke, berupa kelemahan, mati rasa, atau lumpuh, biasanya pada satu sisi wajah dan atau bagian badan, bicara tak jelas atau cadel atau pelo, gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata, serta vertigo atau gangguan keseimbangan.

So, jika Anda atau orang-orang terdekat mengalami gejala-gejala seperti itu, sesegera mungkin harus ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Jangan mengulur waktu karena seiring waktu, kerusakan otak terus berlanjut !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline