Di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah seorang pemuda bernama Dika. Dika dikenal sebagai pemuda yang selalu setia mengenakan sarung, tak peduli apa pun kesempatan dan acaranya. Namun, suatu hari, Dika menerima undangan untuk menghadiri pernikahan sahabat karibnya, Rian.
Dika pun merasa terhormat dan bersemangat untuk menghadiri pernikahan itu. Namun, dia juga sadar bahwa menghadiri pernikahan dengan hanya mengenakan sarung mungkin tidaklah sesuai. Oleh karena itu, Dika memutuskan untuk membeli celana untuk pertama kalinya dalam hidupnya.
Dengan gugup, Dika memasuki toko pakaian dan mencoba beberapa celana. Rasanya aneh bagi Dika karena dia tidak pernah merasakan kain seperti itu melekat pada kakinya. Setelah mencoba beberapa celana, Dika akhirnya memilih satu yang dia rasa nyaman dan cocok.
Pada hari pernikahan Rian, Dika mengenakan celana dan merasa agak kaku, tetapi juga merasa bangga dengan penampilannya. Dia tiba di lokasi pernikahan dan disambut dengan senyum dan tepukan ramah dari teman-teman dan keluarga lainnya. Rian sendiri terkejut melihat Dika mengenakan celana, tetapi dengan cepat memberikan pujian atas penampilannya yang baru.
Selama acara pernikahan, Dika merasa bahwa celana memberinya rasa percaya diri yang berbeda. Dia bisa bergerak dengan leluasa dan merasa bahwa dia telah melakukan langkah baru dalam hidupnya. Pada akhir acara, Dika kembali mengenakan sarungnya dengan rasa nyaman dan senang.
Setelah pernikahan selesai, Dika kembali ke rutinitasnya sebagai pemuda yang setia dengan sarungnya. Namun, pengalaman mengenakan celana membuatnya menyadari bahwa terkadang, keluar dari zona nyaman dapat membawa pengalaman baru dan rasa percaya diri yang lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H