Lihat ke Halaman Asli

Yudha Adi Putra

Penulis Tidak Pernah Mati

Menjadi Frugal Menjelang Bulan Kemerdekaan

Diperbarui: 30 Juli 2023   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi Frugal Menjelang Bulan Kemerdekaan

Opini Yudha Adi Putra

Bambu yang tergeletak di samping rumah dibersihkan lagi, kain umbul-umbul dan bendera mulai dicuci. Rumput dibersihkan dengan alat lama. Perlahan, jalan menuju desa dihiasi berbagai macam lampu dan kain warna-warni. Tak lupa, bendera merah putih berkibar. Kayu yang nyaris dibakar itu digunakan lagi. Bersama beberapa barang yang awalnya hanya diletakkan, kini menjadi hiasan menyambut perayaan kemerdekaan.

Menjadi Frugal juga dapat ditemukan dalam hari menjelang kemerdekaan di desa. Ada kerja bakti. Mulai dari menginventarisasi barang di kampung, memperbaiki yang bisa digunakan, menata kembali, dan berprinsip memakai apa yang ada menjadi nilai dari gaya hidup frugal. Pada prinsipnya, gaya hidup ini hemat dan sederhana. Menariknya, kini mulai banyak dilakukan lagi.

Tidak hanya karena pandemi, bentuk gaya hidup frugal menjadi populer karena ada kerja bakti. Dampak dari kerja bakti adalah melihat kembali. Bukan hanya karena terpaksa memakai apa yang ada, tapi mengolah potensi seadanya. Tidak terlalu bernafsu untuk semua harus baru dan mewah. Hidup frugal menjanjikan ketahanan hidup, meski tidak mewah, tapi tetap bertahan. Ada kecenderungan untuk berusaha hemat. Misalnya, biasa makan ayam, kini memilih dengan tempe saja.

Dalam kegiatan menjelang bulan kemerdekaan, gaya hidup frugal dihidupi kembali. Ada pembatasan untuk hal-hal yang tidak perlu. Justru menikmati potensi yang ada. Tidak perlu jauh-jauh membeli. Justru masak bersama dan kerja bakti membersihkan desa. Dalam merayakan kemerdekaan, alat dan bahan yang digunakan juga memaksimalkan potensi yang ada. Bagi masyarakat desa, hidup hemat menjadi gaya hidup. Hal ini karena ketergantungan dengan alam masih identik. Sehingga gaya hidup frugal dapat dihidupi dengan nuasa khas. Tidak hanya pada eksploitasi alam, tapi hidup pas-pasan serta memberikan ketahanan secara komunal.

Bulan kemerdekaan dipoles sedemikian rupa hingga tampak sederhana, namun tetap meriah. Hemat dan sederhana merupakan prinsip hidup frugal. Jika dalam komunitas ada yang berlebih menjadi donatur, tentu akan menjadikan nuasa berbeda. Tapi, pada prinsipnya kegiatan menjelang peringatan kemerdekaan menjadi perawatan terhadap gaya hidup frugal. Semacam kesepakatan tidak tertulis untuk memberdayakan konteks lokal. Alih-alih mengeluarkan banyak biaya untuk hiburan. Justru diupayakan melihat apa yang bisa dilakukan bersama dengan masyarakat.

Akan tetapi, untuk memulai gaya hidup frugal menjelang bulan kemerdekaan ini tentunya tidak lepas dari kendala. Ada ritme hidup yang berbeda. Bayangan akan idealnya hidup tentu berbeda. Namun, dalam kebersamaan itulah rasanya diolah. Ada kepekaan untuk berbagi. Lebih lanjut, mulai memperhatikan apa saja yang menjadi potensi. Memang sulit untuk hidup seirama dengan komunitas jika awalnya memang berbeda. Akan tetapi, nuasa dan irama hidup di desa akan senada jika diperjumpakan dengan gaya hidup frugal.

Menariknya, kegiatan menjelang bulan kemerdekaan yang memakai prinsip hidup frugal itu bisa dirasakan semua orang. Tentu, dalam masyarakat ada banyak keberagaman. Mereka tidak sama. Tapi, ketika diperhadapkan dengan tujuan merayakan bulan kemerdekaan, pastinya ada tujuan awal yang sama. Tidak berlebihan jika memperhatikan gaya hidup frugal. Karena punya prinsip tidak mau membebankan diri terhadap tekanan finansial, tentunya ketahanan komunal dikuatkan. Tekanan finansial bisa dirasakan siapa saja, bahkan menjelang bulan kemerdekaan menjadi kejutan tersendiri. Iuran ini itu tidak semuanya akan siap. Jadi, gaya hidup frugal akan menopang dengan memanfaatkan apa yang dimiliki.

Untuk merayakan kemerdekaan, tentu orang bisa berhemat dan bersenang-senang, tergantung kekuatan dan potensi yang dimiliki. Selain itu, untuk menjadi frugal secara komunal pastinya memperhatikan kesadaran untuk membangun diri, termasuk memperhatikan relasinya dengan orang lain dan lingkungan.

Bagi masyarakat desa, hidup sederhana menjelang bulan kemerdekaan adalah bentuk tanggung jawab sosial. Tidak hanya itu, dalam pratiknya, hidup sederhana menjadikan kemerdekaan serta hidup bersama lebih bermakna. Nilai penting dari hidup frugal yang muncul di dalam masyarakat desa adalah ramah lingkungan. Bagaimana tidak, perayaan kemerdekaan dengan memaksimalkan barang yang dimiliki, tentunya akan meminimalisir sampah. Tidak ada perputaran barang baru. Secara singkat, frugal menjadi nilai penting dalam perayaan kemerdekaan, tentunya pada pola pikir bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline