Lihat ke Halaman Asli

Yudha Adi Putra

Penulis Tidak Pernah Mati

Layangan Bara

Diperbarui: 16 Juli 2023   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Layangan Bara

Yudha Adi Putra

"Mas, nanti jadi kita ke lapangan? Angin sedang bagus ini!" ujar Bara pada Yudha.

Setiap sore, setelah selesai dengan tugas sekolahnya, Bara pergi ke dekat sawah untuk menerbangkan layangannya.

"Boleh. Tapi, aku mau istirahat dulu. Lelah rasanya di jalanan tadi macet," ujar Yudha.

Hingga akhirnya sore hari yang cerah tiba, Bara bersiap-siap membawa layangannya yang sudah diberi buntut panjang. Ia berjalan melintasi jalan setapak yang diapit oleh sawah yang perlahan berubah menjadi perumahan. Angin sepoi-sepoi menyapa wajahnya, memberikan sensasi kesegaran yang tak terlupakan.

"Semoga angin seperti ini masih bisa dirasakan. Asyik sekali," ujar Yudha.

"Memangnya kenapa?"

"Sekarang mulai banyak pabrik dibangun. Itu menyebabkan polusi bukan?"

Semua termenung menatap langit yang cerah. Ketika sampai di tepi sawah, Bara menemukan spot yang anginnya kencang untuk menerbangkan layangannya. Di sana, sejauh mata memandang, terhampar sawah yang menguning karena siap panen. Suasana damai dan tenang membuat hati Bara berbunga-bunga.

"Dilihat nikmat sekali. Tidak ada perumahan seperti di Barat desa,"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline