Membeli Kuota Data
Cerpen Yudha Adi Putra
Ada yang bising mulai malam tadi. Bukan deru kendaraan bermotor. Kicau burung terasa biasa. Sapaan tetangga tambah menyayat suasana. Bising terasa di kepala Jarwo. Berkutat beragam tanya. Bergumul tentang realita. Mulai terasa penat, Jarwo meletakkan kepalanya. Mengucap sedikit doa, berharap Tuhan mengambulkan. Setidaknya, ia ingin tenang malam itu. Terbebas dari pikiran buruk.
"Tuhan, terima kasih untuk perjalanan panjang hari ini. Untuk setiap kebahagiaan dan kegagalan, saya mencoba bersyukur !"
Doa itu terasa berat, selepas kehilangan usahanya. Usaha yang dirintis bukan hanya dari nol. Tapi, memulai usaha jualan burung dari minus. Tak memiliki dana, Jarwo masih punya banyak utang. Ia nekat menambah utang. Membeli sangkar kecil dan dua ekor burung. Kemudian, burung itu berkembang biak. Laku terjual oleh Jarwo. Kini, semua cerita itu hanya semacam dongeng. Selepas kemalingan dan kebakaran, dagangan Jarwo habis. Tanpa sisa membuat pikirannya semakin bising.
"Esok aku mau makan apa ? Bagaimana dengan kehidupan besok ? Perasaan menakutkan. Kalau banyak hal tidak dapat aku mengerti," gumam Jarwo.
Malam terasa panjang, Jarwo tetap sulit tidur. Doa diulangnya. Tak ada perubahan, malah ia teringat doa ketika dia memulai usaha.
"Tuhan, ini caraku. Semoga menjadi jalan pemeliharaanmu atas kehidupanku,"
"Kalau saja, usaha jual burung tidak berhasil. Nanti, aku harus coba cara lain !"
Doa itu terasa indah, menguatkan, bahkan memberkati Jarwo.
***