Lihat ke Halaman Asli

Yudha Adi Putra

Penulis Tidak Pernah Mati

Mangut Lele

Diperbarui: 9 Februari 2023   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mangut Lele

Cerpen Yudha Adi Putra

Kaca mobil terbuka. Pria berkaca mata hitam menoleh. Mengamati sekeliling. Bisa untuk menyeberang atau tidak. Suara klason terdengar. Menderu panjang. Membuat kaget penjual sayuran. Deru aliran sungai tak terdengar. Burung dara berterbangan. Semua terkejut. Pengendara mobil membuka pintu. Keluar dengan gagah. Menolong seorang kakek-kakek.

"Pelan-pelan. Jalan kampung bukan untuk balapan !"

"Maaf. Saya terburu-buru."

Kakek tua terkapar di jalan. Semua orang mendekat. Pengendara motor melaju. Tak peduli apa yang diperbuat. Menyelamatkan diri sendiri.

"Ini tabrak lari namanya !"

"Ayo kita kejar."
"Tidak sampai. Kita beritahu warga saja !"
"Plat nomor tidak ada. Dia pasti pemuda klitih. Kemarin ada berita di koran seperti itu !" ujar seorang bapak dengan membawa koran.

"Mari. Bantu saya membawa ke mobil." Kata pria berkacamata hitam. Mereka tahu betul, itu adalah Jarwo. Sekarang, sudah menjadi pejabat. Tetap saja, datang terlambat.

"Kalau saya terlambat. Saya tadi menolong orang. Jadi tidak masalah. Jadi pejabat melayani masyarakat. Kakek tua tadi bagian dari masyarakat juga."

"Asal tidak tiap hari seperti itu" ujar kawan Jarwo ketika di kantor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline