Lihat ke Halaman Asli

Yudha Adi Putra

Penulis Tidak Pernah Mati

Gang Samping Sekolah

Diperbarui: 8 Februari 2023   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gang Samping Sekolah

Cerpen Yudha Adi Putra

Hujan turun deras. Semua basah. Berlarian siswa SMK. Harap cemas mereka. Pelajaran segera di mulai. Siswa SMP mulai pulang. Angkringan ramai dengan pembeli. Jajanan pasar sudah habis. Pembeli korden masih tampak antre. Semua memilih berteduh. Jalanan sepi. Pengendara motor takut melaju. Pepohonan tertiup angin. Tanah basah menggenang air. Semua seperti tumpukan kenangan.

Kenangan, dimana Jarwo memutuskan keluar. Keluar dari pekerjaan menjanjikan. Hidup adalah pilihan. Pilihan penuh risiko. Setelah tidak mengajar. Jarwo hanya berjualan. Apa saja, termasuk tulisan. Ia menjajakannya lewat koran. Tiada hari tanpa menulis. Meski bosan, Jarwo tetap menulis. Dan, tidak pernah dimuat.

"Bagaimana kalau kita buka tempat fotocopy?"

"Itu ide yang bagus. Uang dari mana?"

"Aku akan jual cicin pernikahan kita !"

"Kau yakin ?"
"Mungkin."

Istri Jarwo tertunduk lesu. Tak berani membiarkan suaminya diam. Meski menulis, tapi tak pernah ada uang. Itu menyedihkan. Sudah berhari-hari, mereka tak bicara. Jarwo gemar mengurung diri. Kalau sedang menulis, tak mau diganggu.

"Kebiasaanmu menyebalkan ! Kau bisa jadi penulis, tapi tidak berarti apatis."

"Itu kontemplasi namanya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline