Petani Muda dan Kemudahan Akses Pupuk
Yudha Adi Putra
Ketua BEM Fakultas Teologi UKDW
Duta Bahasa 2019
Penulis Esai, Puisi, dan Cerpen
Minat generasi muda untuk bertani perlu diapresiasi. Dalam konteks wilayah Sleman, tahun 2022 muncul Gerakan Tani Muda. Gerakan itu memberikan wadah bagi petani muda untuk saling mendukung dalam bertani.
Persoalan bertani bagi generasi muda merupakan persoalan yang kompleks. Ada pandangan masyarakat yang merendahkan profesi sebagai petani menjadi hambatan tersendiri. Akan tetapi, kebutuhan pangan lokal semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk.
Tentu tidak hanya mengandalkan impor pangan saja. Perkembangan petani muda harus didukung. Perjuangan petani muda beragam karena melawan stigma masyarakat hingga memberikan kontribusi terbaik bagi ketersediaan pangan lokal. Sektor pangan merupakan sektor yang vital di Indonesia.
Apalagi, masyarakat umum memiliki ketergantungan untuk mengkonsumsi beras. Menurut BPS, produksi beras pada tahun 2022 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 32,07 juta ton. Kondisi itu mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras di tahun 2021 yang hanya sebesar 31,36 juta ton.
Itu berarti konsumsi berat meningkat sejak pandemi berlangsung. Untuk memperoleh ketersediaan besar, tentu peran petani menjadi penting. Persoalan petani harus diperhatikan, terutama apresiasi kepada petani muda dalam berbagai bentuk inovasinya.
Pandangan Mengenai Petani