Lihat ke Halaman Asli

Huzer Apriansyah

Pada suatu hari yang tak biasa

Medali Pertama Indonesia di London

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Airmata Eko Yuli Irawan (23) menetes tak tertahankan tatkala lifter China Zhang Jie gagal melakukan angkatan Clean & Jerk 178 KG. Kegagalan lifter China itu memastikan Perunggu untuk Eko di kelas 62 Kg. Kalau saja lifter Kolombia, Figueroa juga gagal di angkatan terakhirnya Eko berhak atas medali perak. Sayang meski total angkatan sama 317 Kg, Figueroa lebih ringan berat badannya. Sehingga berhak atas medali perak. Sedangkan atlet Korea Utara, Kim Un Guk berhak atas medali emas sekaligus memecahkan rekor dunia dengan total angkatan 327 Kg.

***

Eko memang gagal menyumbangkan medali emas, tapi perjuangannya yang ditayangkan ESPN secara langsung membuat hati bergetar dan airmata kami pun mengalir tak terasa. Bagaimana tidak posisinya yang bukan unggulan membuat Eko tak terlalu diperhitungkan. Namun usai melakukan angkatan Snatch seberat 145 Kg, yang berarti berada di posisi kedua di bawah Kim Un (Korut) membuat seisi Excel Arena London bergema tatkala Eko melakukan angkatan pertama untuk Clean and Jerk seberat 168 Kg. Saat melakukan angkatan clean Eko sangat meyakinkan, tapi entah mengapa saat melakukan jerk Eko seperti kehilangan konsentrasi dan angkatan pertama gagal.

Suasana tegang nampak di wajah Eko dan ofisial yang mendampingi, setelah beristirahat kurnag dari dua menit Eko kembali melakukan angkatan kedua dengan berat yang sama. Dengan kaki yang bergetar dan lengan yang bergetar hebat Eko berhasil mengangkat 168 Kg. Kegembiraan pun tumpah. Untuk mengamankan medali, Eko menambah angkatan menjadi 172 Kg. Kami pun menahan nafas, tapi senyum Eko yang tak pernah lepas membuat ketegangan menurun. Eko pun meangangkat, wajahnya memerah. Hampir dipastikan ia gagal. Tapi entah bagaimana tiba-tiba ia menarik berbel dengan wajah yang benar-benar memerah dan angkatan Jerk ia lakukan. Senyum memancar dari wajah Eko, 317 Kg total angkatannya. Artinya ia berada di posisi kedua di bawah lifter Korea Utara. Namun dua pesaing dari Kolombia dan China masih menyisakan dua kesempatan. Jika kedua pesaing itu berhasil, tamatlah perjuangan Eko.

Di atas kertas Figueroa akan mampu mengangkat 177Kg karena rekornya adalah 180 Kg, begitupun dengan Zhang Jie yang rekornya 180 Kg diprediksi bias mengangkat 178 Kg. Sesuai prediksi Figueroa mampu mengakat 177 Kg di angkatan terakhir. Eko Yuli hanya tertunduk lesu di ruang tunggu. Hampir pasti medali lepas, karena atlet China adalah unggulan. Beruntunglah nasib berpihak pada Eko, China sama sekali gagal meraih medali dan perunggu untuk Indonesia.

Perjuangan dan Nasib…

Menyaksikan keberhasilan Eko mengibarkan merah putih di London pagi ini (waktu Indonesia) adalah pertunjukkan memukau yang memadukan perjuangan dan nasib baik. Bagaimana tidak 317 angkatan clean and jerk Eko adalah sebuah perjuangan memukau, ini sebenarnya 2 Kg lebih baik dari angkatan terbaik yang pernah ia capai. Catatan pula kelas 62 Kg adalah yang pertama kali ia ikuti di olimpiade, karena sebelumnya di Beijing ia turun di kelas 56 Kg. Jadi bisalah disebut Eko bukan siapa-siapa di kelas ini. Berbeda ia masih turun di kelas 56 Kg. Maka ia pemegang medali perunggu bertahan. Eko telah menunjukkan perjuangan yang luar biasa di tengah minimnya dukungan untuknya.

Di sisi lain kita dipertontonkan nasib baik. Bagaimana tidak empat hari olimpiade lifter-lifter China tampil digdaya. Tak terkecuali Zhang Jie yang merupakan unggulan di kelas 62 Kg. Satu hal lagi andai Zhang Jie memilih angkatan clean and jerk 177 bukan 178 ia sudah bisa merengkuh perunggu. Tapi tim pelatihnya memilih 178 dan ia gagal.

Apa yang dilakukan Eko Yuli Irawan adalah kado bagi negeri kita yang belum kunjung bangkit dari berbagai keterpurukan. Eko Yuli Irawan memperagakan sebuah parade from nothing to something. Di nomor ini juga turun atlet Indonesia, M Hasbi yang menduduki peringkat 7 dengan  total angkatan 301 Kg. Perjuangan di London belum berakhir masih ada tim bulutangkis dan juga ada lifter Deni dan Triyatno yang akan berjuang. Pulanglah dengan kepala tegak, pejuangku !

* Narasi laporan berdasarkan siaran langsung ESPN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline