Lihat ke Halaman Asli

Selena Gomez daily

akun fanbase Selena Gomez

Perlukah Seorang Konten Kreator Mengevaluasi Konten yang Telah Dibuatnya?

Diperbarui: 23 Juni 2021   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini, seorang konten kreator maupun individu lainnya tengah berlomba-lomba untuk membuat kontennya menarik dimata orang lain baik melalui tulisan, foto, maupun berupa audiovisual.

Melalui konten yang ingin disampaikan tersebut, seorang pemilik akun biasanya memiliki maksud terselubung dalam kontennya seperti keinginan untuk memotivasi seseorang yang tengah berada dalam keterpurukan, konten yang berisi tentang ajakan untuk berbuat baik, konten yang berisi tentang edukasi, konten yang berisi tentang tutorial pengajaran pembuatan sesuatu, konten sensasi yang ditujukan untuk mencari ketenaran semata, hingga konten yang berisi tentang ujaran kebencian dan sindiran keras yang dikemas melalui bahasa halus disertai majas ironi sehingga tidak banyak diketahui oleh audiens bahwa sang konten kreator tersebut berniat untuk menyindir orang lain. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa akun yang digunakan oleh konten kreator tersebut biasa berisi ujaran kebencian, sindiran, atau hujatan secara langsung yang disertai dengan kalimat kasar kepada orang yang dituju. Ini dikarenakan aturan kebebasan yang telah ditetapkan sebelumnya, bahwa seorang konten kreator memiliki hak penuh atas penentuan konten yang akan ditujukan kepada audiens, media yang digunakan untuk penyaluran kontennya, termasuk juga kepada siapa konten tersebut akan diedarkan.

Dengan demikian, sebagai seorang konten kreator selayaknya menciptakan konten yang bersifat mendidik, serta mengajak kearah kebaikan dari pada hanya menyebarkan ujaran kebencian dan lain sebagainya karena konten kreator sukses biasanya sering dijadikan panutan oleh audiensnya dengan berbagai alasan tertentu. Konten kreator dapat dikatakan sukses apabila telah berhasil membuat perubahan yang signifikan atau mengubah cara pandang masyarakat terutama audiensnya, serta jauh dari kata "kontroversi" yang dapat memperburuk citra dari konten kreator tersebut. Konten kreator tersebut juga dapat melakukan berbagai cara untuk mengelola dan mengevaluasi konten yang telah diunggah melalui berbagai macam platform, salah satunya seperti sang konten kreator yang menanyakan dan meminta pendapat audiens baik secara langsung maupun melalui melalui kolom komentar, serta menjawab komentar-komentar yang masuk sebagai sarana dalam pembentukan citra positif di masyarakat. Atau dapat dilakukan juga dengan mengadakan sesi tanya jawab melalui sebuah fitur siaran langsung yang terdapat dalam berbagai macam platform media sosial.

Pengalaman penulis dalam mengelola dan mengevaluasi konten yang sudah diunggah maupun belum belum diunggah melalui media tertulis biasanya diawali dengan melakukan riset terlebih dahulu terhadap tren populer yang tengah diperbincangkan melalui berbagai macam media sosial seperti Instagram, Facebook, dan juga Twitter sebelum menulis sebuah artikel yang belum beredar secara luas di media masa lainnya. Dalam riset tersebut, penulis biasa memulainya dengan membaca berbagai artikel dari sumber yang berbeda sehingga mendapati satu kesimpulan yang dianggap relevan mengenai kejadian yang tengah terjadi. Selain membaca artikel, penulis juga melakukan observasi melalui berbagai macam wawancara yang pernah dilakukan sebelumnya, baik berupa wawancara melalui audio maupun melalui audiovisual.

Setelah merangkum dari berbagai sumber yang dianggap relevan oleh penulis, penulis juga menambah tulisannya dengan opini pribadi dan juga opini dari beragam sudut pandang, baik sudut pandang positif maupun sudut pandang negatif. Riset ini dilakukan penulis agar tulisan yang dipublish tidak hanya sekedar tulisan berupa karangan pribadi penulis, melainkan nyata adanya berdasarkan data pendukung dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya, agar tidak dianggap hoax oleh pembacanya.

Selain pembuatan konten melalui penulisan artikel ini, penulis juga mendalami pembuatan konten berita melalui platform media sosial Twitter dengan konten yang sama seperti yang ada di akun kompasiana ini. Penulis memfokuskan berita mengenai perkembangan musik dunia barat yang tengah tren dan diperbincangkan oleh berbagai macam fandom di Twitter dengan mengubahnya menjadi bahasa Indonesia agar mudah dipahami oleh pengguna Twitter dari Indonesia. Pemilihan konten ini dikarenakan penulis sangat gemar mendengarkan musik dari berbagai macam genre, tanpa membedakan gender, warna kulit, usia, dan lain sebagainya.

Kekurangan dari penulisan artikel yang dilakukan penulis adalah kurangnya konsistensi dalam mempublish artikel, yang mana memiliki selang waktu yang cukup lama bahkan tidak ada artikel baru yang dipublish ketika ada berita baru yang bertebaran di berbagai media sosial maupun surat kabar online lainnya. Penulis menyadari bahwa ketidak konsisten yang dilakukannya dapat menurunkan perhatian dari khalayak sehingga dapat mengurangi minat pembacanya.

Selain itu, penulis juga sering melakukan kesalahan dalam pengetikan berupa typo, mubadzir kata yang sudah ada sebelumnya, serta kurangnya gambar yang dapat menarik minat baca pembacanya. Penulis juga jarang mengevaluasi konten yang telah dipublish, sehingga penulis terlihat abai terhadap kesalahan pengetikan, tanggapan dari audiens, serta melupakan dampak yang ditimbulkan dari tulisan tersebut. Terakhir, penulis terlalu menyeleksi konten artikel yang telah dibuatnya dikarenakan bahaya yang ditimbulkan ketika penulis mempublish tulisan tersebut, misalnya dapat memicu pertikaian dari pembacanya. Maka dari itu, banyak artikel yang biasa menimbulkan pertikaian antar audiensnya hanya disimpan dalam draft pribadi. Terakhir yaitu penulis kurang bisa membagi waktu antara penulisan berita melalui akun Twitternya dan penulisan berita melalui akun kompasiana ini.

Metode yang digunakan penulis untuk megelola konten ini mungkin hampir sama dengan konten kreator lainnya. Penulis menunggu adanya berita baru yang tengah hangat diperbincangkan oleh masyarakat melalui berbagai macam media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, serta TikTok untuk menciptakan artikel baru sehingga ampuh untuk mendapat perhatian dari target audiens yang telah ditentukan. Kemudian, penulis memanfaatkan group chat berbagai fandom untuk menyebarkan link artikel yang telah dipublish untuk menarik pembacanya. Metode kedua yang dilakukan oleh penulis adalah selalu melakukan perbaikan-perbaikan dari tulisan yang telah ada sebelumnya sehingga mengetahui kesalahan yang telah dilakukan.

Nama               : Muhammad Abu Yusuf Al Bakry

NIM                  : 1900030231

Mata Kuliah  : Teknologi Informasi dan Komunikasi (E)

Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline