Lihat ke Halaman Asli

Bayu Segara

Lihat di bawah.

Gara-gara Muhammadiyah Lailatul Qadar Tidak Turun di Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ada apa dengan Muhammadiyah

Nabi Muhammad sering meminta pendapat para sahabatnya ketika peperangan kaum muslim melawan kafir Quraisy. Sebuah bentuk musyawarah untuk mufakat. Seorang nabi, yang jika tidak minta pendapat dari para sahabatnyapun pasti akan selalu dituruti dan dihormati keputusannya. Namun, beliau menunjukkan bahwa musyawarah adalah bagian terpenting dalam islam.

Hasil musyawarah ketika perang Uhud menyebabkan kekalahan, saat itu pilihannya adalah menunggu di Medinah atau keluar menjemput musuh. Keputusan musyawarah, menjemput musuh. Diluar konteks kesalahan dari sahabat yang meninggalkan pos pertahanan, mesti diingat, difahami dan diteladani oleh kita satu hal yaitu musyawarah yang diadakan telah menepikan kedudukan seorang nabi sekalipun, menepikan ego dan mengedepankan kebersamaan walaupun hasil musyawarah pahit adanya.

Sekarang mari kita lihat keadaan islam yang ada di Indonesia. Muhammadiyah dan beberapa aliran atau organisasi menolak untuk bermusyawarah. Mereka mengedepankan ego, merasa benar sendiri dan mengabaikan musyawarah. Maka tak aneh, Muhammadiyah dan aliran lain puasa lebih cepat atau lebih lambat dari hari hasil musyawarah pemerintah dengan organisasi islam yang hadir.

Maaf, penulis tidak benci atau sentimen terhadap Muhammadiyah. Organisasi islam ini sungguh hebat dan mempunyai pola pikir yang cerdas. Hati-hati dalam menjalankan aturan islam dengan berusaha menghindari bid'ah dan hal-hal yang berbau musyrik karena pengaruh agama serta budaya sebelumnya. Dan konsep-konsep lain yang teraplikasi nyata di masyarakat yang sungguh mengagumkan.

Di sini penulis hanya mengungkapkan keheranan saja kenapa Muhammadiyah seperti lupa dengan contoh yang dilakukan oleh nabi Muhammad yang bernama musyawarah untuk mufakat.

Betul, Muhammadiyah punya dalil atau alasan yang baik untuk menentukan kapan puasa dimulai dan diakhiri. Namun ada yang perlu diingat, organisasi lainpun punya hal yang sama seperti Muhammadiyah yaitu dalil dan alasan.

Sekarang coba bayangkan, ketika terjadi perang yang melibatkan Muhammadiyah. Menurut Muhammadiyah harus maju tapi menurut yang lain mesti menunggu. Pasti hasil akhirnya bisa ditebak, Muhammadiyah hancur yang lain terbawa hancur karena tidak ada persatuan.

Mari kita lihat, saat ini umat berbeda dalam mengambil awal hari puasa atau awal syawal. Apakah ini sebuah kekalahan? Betul ini sebuah kekalahan. Apakah ini kehancuran? Iya, sebuah kehancuran. Kehancuran umat islam.

Malam Lailatul Qadar di Indonesia bisa sampai beberapa hari.

Malam lailatul qadar adalah malam yang sangat ditunggu orang muslim yang bertaqwa. Tidak perduli dia dari organisasi mana, Muhammadiyah, Persis, Nahdatul Ulama atau organisasi manapun. Karena malam ini adalah malam yang sangat istimewa. Kejadiannya hanya satu malam yaitu diantara hari ganjil puasa. Tidak ada malam lailatur qadar datangnya berturut-turut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline