Lihat ke Halaman Asli

Bayu Segara

Lihat di bawah.

Filsafat Keakuan

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aku sedang ingin berjalan di jalan setapak ini. Ingin kunikmati keterasingan hidup. Tatkala ada yang menegurku, agar langkah ini tidak harus sesuai dengan keinginanku, aku marah. Kukatakan, ini seni dan filsapat hidup, mengapa kalian menghalangi jalanku.

Jika kalian punya pendirian yang teguh, coba cari jalan lain untuk menghalangi jalanku. Maka kita saling debat memperebutkan keakuan kita. Kau susun baris demi baris alasan pembenaran, akupun juga. Hingga tak pernah ada titik temu. Akhirnya aku mencoba jalan terus dan engkaupun juga.

Akulah si benar, tak perduli engkaupun benar juga.

Dalam otakku kebenaran ini harus bisa kutunjukkan padamu. Biarlah engkau melihat bahwa aku ini si benar. Hingga ketika kau dan aku berseteru dan aku dalam posisi kalah. Ego ini meradang. Kenapa kau tidak mau mengerti tentang aku?

Kamulah yang harus membaca pikiranku, bukan aku yang harus membaca pikiranmu. Kejadian ini terus berulang, ketika musuhku sudah menyerah, timbul musuh baru. Mati satu tumbuh seribu. Ah kalian orang bodoh, mengapa tak bisa memahami jalan pikiranku. Jalanku ini adalah jalan kebeneran. Sedang jalanmu adalah jalan terselubung.

Kamu harus membuka selubung itu untuk memahami jalan kebenaranku.

Ah kaupun tak faham, masih terus mendebat pikiranku. Jika kamu masih tidak memahami pola pikirku, pergilah dari hadapanku. Buka wawasanmu dan daya pikirmu sebelum kamu berdebat denganku. Kamu masih terdoktrin oleh guru-guru kalian yang ortodoks. Tanggalkan itu dahulu, mereka hanya pandai membahas kulitnya saja. Sedang aku si pemikir hakikat, engkau pemikir syariat.

Sepertinya kita tidak dalam level yang sama.

Hingga ketika, seorang berkata padaku

"Apakah luasnya pemikiranmu yang akan membawa kebahagiaan?'

Akupun terdiam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline