Cewek mah jangan jadi pemimpin, udah di rumah aja, ngurus anak dan suami. Mendengar ada yang berkata begitu, brrrr semua rame-rame angkat bicara. Emang anda ga lihat apa, di Inggris, Pakistan, Philipina wanita begitu dihargai sampai jadi Presiden. Kenapa di sini harus dikesampingkan kemampuan wanita dalam memimpin. Emansipasi dong, sudah gak zaman wanita harus di rumah terus. Kasih kesempatan untuk menunjukkan bahwa kami juga bisa.
Ya sudahlah kalau anda tidak setuju, saya juga tidak mau berdebat dengan anda. Karena pastinya akan panjang ceritanya, masing-masing punya argumen sendiri tentang hal itu.
Ituh ada wanita yang jadi kondektur, berhimpitan dengan lelaki di bus, gak boleh itu. Mendengar kata tersebut diucapkan, brrrrr semua rame-rame angkat bicara. Kalau suaminya tidak sanggup menafkahi isterinya ya biarin saja, emang sampean mau menafkahinya? Lagian itu juga emansipasi, boleh dong wanita setara dengan pria.
Ya sudahlah kalau anda tidak setuju, saya juga tidak mau berdebat dengan anda. Karena pastinya akan panjang ceritanya, masing-masing punya argumen sendiri tentang hal itu.
Ini ada lelaki yang susah masuk kerja karena perusahaan lebih memilih wanita sebagai karyawannya. Kalau bisa wanita tidak usah melamar kerja di pabrik, kasihan nanti prianya. Bagaimana dia mau menghidupi istrinya, kalau lahan untuk itu telah diisi oleh wanita. Mendengar ucapan seperti itu, brrrr datang juga sanggahan. Masih banyak lahan lain untuk pria, cari jalan keluar dong, cemen banget sih jadi lelaki. Hargain dong kita, emansipasi, emang situh aja yang boleh bekerja.
Ya sudahlah kalau anda tidak setuju, saya juga tidak mau berdebat dengan anda. Karena pastinya akan panjang ceritanya, masing-masing punya argumen sendiri tentang hal itu.
Eh, tuh cewek matre banget, kalo sama yang punya mobil dia mau, kalo sama yang kere boro-boro melirik. Mendengar hal itu, brrrrr datang protes. Wajarlah cewek matre, emang mau makan cinta. Lipstik itu dibeli dengan duit, beras juga dibeli dengan duit, inget yah dengan duit!!!
Ya sudahlah kalau anda tidak setuju, saya juga tidak mau berdebat dengan anda. Karena pastinya akan panjang ceritanya, masing-masing punya argumen sendiri tentang hal itu.
*****
Ini ada lelaki kecewe-cewean, dia pake kutek, suka pedikur sama medikur. Mendengar berita seperti itu, brr datang sanggahan. Cowok kayak cewek aja, ngapain sih ikut-ikutan ke salon. Cowok itu tempatnya di fitnes, gedein bodi tuh sekalian gedein nyali. Cowok apaan ikut-ikutan jadi cewek, lebay luh.
Ya sudahlah kalau anda tidak setuju, saya juga tidak mau berdebat dengan anda. Karena pastinya akan panjang ceritanya, masing-masing punya argumen sendiri tentang hal itu.
Ini makanan dan minuman kamu bayarin, sekali-kali dong cewek yang bayarin, masa aku yang bayarin mulu, emansipasi lah. Mendengar omongan itu, brrrr datang sanggahan. Kalo masalah bayarin mah, tetep lelaki yang harus melakukannya. Masa gak tau malu banget sih, cowok dibayarin sama cewek.
Ya sudahlah kalau anda tidak setuju, saya juga tidak mau berdebat dengan anda. Karena pastinya akan panjang ceritanya, masing-masing punya argumen sendiri tentang hal itu.
Ini nih ada cowok suka mencari cewek kaya untuk dipacarin bahkan untuk dinikahin. Mendengar cerita itu, brrrrr datang berbagai komentar. Yang bener aja, lelaki itu harusnya bermodal, masa ngandelin cewek, hari gini masih zaman yang kayak begitu. Malu dong ah, disuapin sama cewek. Lelaki harusnya...
STOP!!!!! dari tadi anda tidak setuju terus dengan hal-hal itu, egois amat sih. Cowok juga ingin emansipasi seperti cewek, emangnya emansipiasi milik situh doang. Maaf kali ini saya tidak mau mengalah, tapi tidak mau berdebat dengan anda. Cowok Matre = Emansipasi juga.
Sekali lagi yah, Cowok Matre = Emansipasi juga!!! Titik.
Catatan :
Tulisan ini hanya hiburan semata, menyoroti salah satu kenyataan di dalam kehidupan. Jika tidak pantas, saya akan menghapusnya, biar semua orang senang.
Tulisan Lainnya