Lihat ke Halaman Asli

Bayu Segara

Lihat di bawah.

Freddy Mercury Kamu Bohong Padaku

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk menikmati bacaan ini, terlebih dahulu silahkan buka video di alamat berikut Love Of My Life. Jika sudah terbuka, baru lanjut membacanya. Dan akan lebih mengena jika dibaca ketika kita sedang merindukan atau terkenang pada seseorang.

*****

Hari itu dia datang ke kios tempat kami biasa berkumpul. Orang yang penuh gairah, kami bisa merasakannya ketika pertama kali mengenalmu. Ngomongnya ceplas-ceplos membuat suasana obrolan menjadi ramai. Dia mengomentari tentang kami, katanya kami gak orisinil. Kalian harus punya teman yang berkharisma dan punya gaya, ucapmu.

Sayapun meminta dia untuk menjadi teman kami, agar kami bisa berkembang sesuai dengan ucapannya. Namun kamu menjawab bahwa kamu sudah mempunyai teman lain. Kamipun merasa kecewa dengan jawabanmu saat itu. Namun tak lama kemudian, nasib berkata lain. Akhirnya kamu datang juga dan bergabung bersama kami.

Dengan rasa percaya diri, kamu mengusulkan nama grup baru kita. Tadinya aku tidak setuju, namun Roger setuju, hingga akupun mengalah. Mulailah kami menggunakan nama pemberian kamu sebagai nama grup kita. Kamu berkata kita adalah pemenang dengan sangat yakinnya. Hingga membuat kami terinspirasi dan terbangkitkan motivasi untuk maju.

Sejak itu, kamu menyihir kami. Dengan permainan pianomu dan karya-karyamu yang unik dan sulit. Hingga akhirnya buah tanganmu mendatangkan kesuksesan bagi kita. Akupun semakin kagum padamu. Ternyata benar apa yang kamu ucapkan dahulu, kawan. Bahwa kami butuh kamu untuk melangkah sukses.

Tak terasa, kota demi kota kita lalui bersama demi membangun impian. Hingga hubungan diantara kita seolah sebagai seorang saudara bukan lagi sebagai teman. Tanpa ada kamu, kita seakan burung tanpa sayap, tak bisa langkah kaki ini melangkah. Kamu adalah roh dalam grup kita, yang memberi warna kehidupan. Hingga jika kamu tidak ada, kami seperti mati adanya.

Namun tak ada gading yang tak retak kawan, kamu mempunyai kelainan. Ternyata kamu tidak hanya suka terhadap lawan sejenis namun juga suka terhadap sejenismu. Hingga akhirnya kamu menderita penyakit yang mematikan. Tak terperi kesedihan kami ketika melihat hidupmu hancur.

Hingga akhirnya, perjalanan hidupmu terhenti karena penyakitmu. Aku dan kawan-kawan yang lainnya seakan ikut mati bersamamu. Sobat, kau tidak hanya meninggalkan kami, tapi juga meninggalkan pengagummu di dunia ini. Menyisakan kedukaan dan kesedihan juga air mata di mata-mata mereka.

Kawan, kamu telah berbohong padaku. Kau katakan dalam bait syairmu "When I grow older, I will be there at your side to remain you how i still love you'. Namun ucapanmu tak terbukti, kau telah mendahului kami. Kami kesepian dan merasa sedih tanpamu ada di sisi kami. Seharusnya kamu menemani kami sampai tua, hingga kami meninggalkanmu terlebih dahulu.

Aku tahu, syair itu bukan untuk kami. Namun, rasa kehilangan yang besar terhadapmu menyebabkan kami mencari pelampiasan dengan menyalahkanmu. Maafkan kami, namun kau pun tahu besarnya rasa cinta kami padamu. Hingga kucoba untuk mengembalikanmu dengan menyalahkanmu yang kami tahu itu tidak mungkin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline