Jika anda mencari Bali kedua di Indonesia, maka datanglah ke Pantai Cilauteureun atau orang bule menyebutnya Santolo karena susah untuk melafalkannya, hal tersebut tidaklah aneh karena orang indonesiapun susah untuk melafalkannya. Pantai ini terletak di kecamatan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Di pameungpeuk ini sebetulnya banyak pantai, ada pantai Cilauteureun, Santolo, Sayangheulang atau Ranca Buaya. Sebetulnya pantai-pantai ini satu dengan yang lainnya saling berkaitan atau berada dalam gugusan memanjang yang menjadi ujung dari daratan kota Garut di sebelah selatan. Terkadang satu pantai dengan pantai lain begitu dekat tapi berbeda nama. Contohnya adalah pantai Cilauteureun dengan pantai Santolo. Cilauteureun dengan santolo dibedakan namanya hanya karena terhalang oleh satu sungai kecil tempat berlabuhnya kapal-kapal nelayan. Pantai Santolo berada di depan pulau kecil yang untuk menuju ke pulau kecil ini kita perlu melintasi sungai yang tadi disebutkan, bisa dengan perahu nelayan, bisa juga dengan menyebrang sambil berenang. Namun bukan itu saja yang membedakan Cilauteureun dengan Santolo. Pantai Cilauteureun mempunyai pasir putih yang indah dengan deburan ombak yang lumayan besar, memanjang sejauh mata memandang dan membentuk setengah lingkaran.
Sedangkan pantai Santolo hanya pantai memanjang dan panjangnya kira-kira 1 kilometer. Pantai Santolo tidak seindah Cilauteureun dikarenakan pantainya berupa bebatuan yang menjorok ke laut. Bebatuan ini diairi air laut yang dangkal, kira-kira semata kaki, sedangkan air laut beserta ombaknya yang sangat besar berhenti di kejauhan yang jaraknya kira-kira 200 meter. Jadi air laut dan ombaknya tidak berhenti di pasir pantai, tapi berhenti 200 meter dari pantai yang dihalangi oleh bebatuan tadi. Namun bebatuan ini berupa daratan yang kita bisa berjalan-jalan diatasnya untuk mencari binatang laut.
Adapun pantai Sayangheulang, pantai ini gabungan dari pantai Cilauteureun dan pantai Santolo. Pasirnya putih memanjang, namun air laut dan ombaknya tidak berhenti di pantai melainkan berhenti di bebatuan yang jaraknya hampir sama dengan pantai Santolo.
Jika dibandingkan, maka pantai Cilauteureun adalah pantai yang paling indah dan paling nyaman untuk rekreasi. Makanya jika pada hari libur kita akan menemukan bahwa pantai Cilauteureun adalah pantai yang paling banyak dikunjungi. Pantai Cilauteureun adalah pantai yang masih perawan dan belum dikelola secara profesional. Tidak ada hotel, apalagi hotel berbintang, disini cuman ada motel. Tempat parkir masih semrawut, tidak ada pengelolaan secara artistik.
Bagi saya pribadi, saya menyukai keadaan pantai ini saat sekarang. Karena saya tidak membayangkan ketika uang yang bermain disini. Maka mungkin kita tidak akan menikmati pantai secara bebas karena biasanya jika ada hotel berdiri, secara otomatis mengambil sebagian dari landscape pantai yang hal ini mengurangi kebebasan kita untuk berjalan-jalan sesuka kita kemana kita mau sepanjang pantai tersebut. Tapi kalau berbicara secara pemasukan daerah, maka potensi pariwisata di pantai ini sangat bagus prospeknya. Pantai ini sangat panjang yang jika kita lihat dari kejauhan seperti tidak ada batasnya. Hal tersebut membuka kesempatan bagi banyak pemodal untuk mendirikan bisnisnya disini tentunya bisnis pariwisata. Di pantai Cilauteureun saat ini, pengunjung hanya berenang dan bermain disepanjang pantai atau memancing di dermaga dan bebatuan pantai. Tidak ada yang main jetski, tidak ada yang berselancar, tidak ada yang main perahu atau menaiki ban seperti di pantai lainnya karena tidak ada penyedia layanan tersebut.
Untuk menuju kesini, jika dari Garut, kira-kira perjalanan memakan waktu kurang lebih 3 jam. Melewati pegunungan dan kebun teh Cikajang. Jalannya berkelok-kelok menurun dan sebaliknya jika dari pameungpeuk berkelok-kelok menanjak. Jalannya cukup sempit, hanya mampu dilalui dua mobil atau satu untuk lajur kanan dan satu untuk lajur kiri. Disini kendaraan susah untuk menyalip baik kendaraan roda dua ataupun mobil. Dikarenakan jalannya yang belokannya hingga ada yang mencapai 270 derajat, juga jarak pandang terhalangi oleh tikungan yang dihalangi oleh dinding gunung. Maka berhati-hatilah jika melewati jalur ini, jangan sekali-kali ceroboh atau nekat, karena kita tidak akan tahu ada apa dibalik tikungan. Selain itu jalan diapit oleh jurang-jurang yang dalam. Saya tidak tahu pastinya jumlah belokan yang dilalui antara jalur Garut-Pameungpeuk karena begitu banyaknya belokan dan jarak antara satu belokan dengan belokan sangat dekat, jarang kita temui jalan lurus, maka saya namakan jalur seribu belokan. Namun jika kita bicara tentang pemandangannya. Anda akan terkagum-kagum, karena begitu indahnya daerah-daerah yang kita lewati. Ada pegunungan teh, ada bukit batu ada perkampungan di bawah gunung, ada lembah dan jurang yang hijau, ada sungai jernih yang mengalir serta pepohonan yang hijau membiru. Indah dan dasyhat.
Namun keindahan tersebut terkadang tak bisa kita nikmati kalau kita menggunakan sepeda motor, karena kita harus konsentrasi terhadap jalanan. Namun bagi penumpang mobil, maka anda bisa menikmati sepuas-puasnya. Pantai Pameungpeuk ini kurang dikenal oleh turis. Jangankan oleh orang luar, orang Garut sendiripun belum tentu tahu daerah ini. Maka jangan kaget kalau anda bertanya kepada orang Garut tentang keberadaan tempat ini dengan jawaban ”tidak tahu”. Jadi, bagi anda yang membaca tulisan ini, silahkan masukan agenda wisata anda ke pantai ini, dijamin tidak akan kecewa. Atau kalau mau ditemeni sama saya, saya siap tuh, telepon saja 08988900393.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H