Lihat ke Halaman Asli

Forum Diskusi Asosiasi Independen Perencana Keuangan Syariah

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Perencanaan Keuangan Penting Bagi Muslim?

Islam tidak membenci harta, namun mewaspadai keburukan perilaku manusi terhadap harta, seperti firman Allah Ta'ala dalam surat Al Isra ayat 26, "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros." Diperkuat dengan surat Al Furqon ayat 67,"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."
Jika dikupas lebih jauh dalam surat Al Furqan ayat 63-74 (ibadurrahman), cerdas finansial itu merupakan salah satu karakter penghuni surga, seperti yang digambarkan di ayat ke-67 nya. Insya Allah. Penegasan ini mensiratkan bahwa seorang muslim harus pandai mengelola uang (harta). Dengan demikian secara tegas dapat dikatakan Islam sebagai penggerak perencanaan keuangan. Mengapa? Al Qur'an diturunkan 14 abad yang lalu, dan sudah menegaskan pentingnya merencanakan keuangan agar bisa membelanjakan ditengah-tengah antara keduanya (tidak berlebihan/ boros dan kikir).
Secara sunnah, keuangan seorang muslim dapat juga dikelola dengan metode tiga sepertiga, yang menjadi dasar metode Life Style Financial (LSF) Check Up! yaitu perencanaan keuangan sesuai sunnah. Metode ini merupakan bagian dari seri "Cara Islam Merencanakan Keuangan."
Agar kita bisa menyikapi keuangan ini dengan baik, ada tips sesuai Kitab Imam Muslim; Zuhud & Kelembutan Hati, Bab Sedekah terhadap orang-orang miskin, hadits No.2984, yang dimasukan sebagai hadits ke 19 dalam kitab Riyadushalihin Bab 60 tentang Kedermawanan oleh Imam Nawawi. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW menceritakan seorang petani yang diberkahi usaha dan hartanya, dan beliau bersabda; "……., maka sesungguhnya aku memperhitungkan hasil yang didapat dari kebun ini, lalu aku (1) bersedekah dengan 1/3 (sepertiganya), dan aku (2) makan beserta keluargaku (biaya konsumsi) 1/3 (sepertiganya) lagi, kemudian aku (3) kembalikan (untuk menanam lagi) 1/3 (sepertiganya)."
Memperhatikan hadits tersebut, kita dapat menarik benang merah, bahwa pendapatan bagi seorang muslim akan menjadi 3 kebaikan apabila didistribusikan;
(1) 1/3 untuk disedekahkan (charity/ sedekah). Termasuk didalamnya membayar zakat, membebaskan utang piutang, dll. Pada pos ini juga termasuk sedekah untuk diri sendiri untuk membiayai haji-umroh, biaya pendidikan anak, asuransi, dsb.
(2) 1/3 untuk dimakan (biaya konsumsi sehari-hari).
(3) 1/3 untuk modal kerja (dikembalikan untuk mendapat penghasilan kembali).
Barakallahu lakum. (Agus Rijal, S.E., Perencana Keuangan Syariah Independen)***

SELAMAT DATANG DI

FORUM DISKUSI ASOSIASI INDEPENDEN PERENCANA KEUANGAN SYARIAH
(Independent Association of Syariah Financial Planners -IASFP)

Di milis ini Anda bisa berkenalan, berdiskusi, bertanya serta bertukar pikiran tentang topik-topik perencanaan keuangan syariah dengan para anggota milis yang lain, sekaligus mendapatkan teman-teman baru yang memiliki minat dan ketertarikan yang sama dengan Anda, yaitu pada bidang perencanaan keuangan syariah.

Untuk mendaftarkan diri, cukup kirimkan email kosong Anda ke alamat IASFP-subscribe@yahoogroups.com. Setelah itu, Anda akan mendapatkan email konfirmasi yang bisa Anda reply, dan secara otomatis Anda telah terdaftar di klub ini. (Unsubscribe to stop receiving emails from the group)

Semoga dunia perencanaan keuangan syariah di Indonesia bisa semakin maju dengan adanya milis ini.

Salam,
Independent Association of Syariah Financial Planners

Visit the group: http://asosiasiindependenperencanakeuangansyariah.grouply.com

Post a message: asosiasiindependenperencanakeuangansyariah@grouplygroups.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline