Lihat ke Halaman Asli

NRistianti

Be you, be happy!

Rumah Menjadi Sebuah Pilihan untuk Rindu, Tawa yang Selalu Buat Saya Tambah Rindu

Diperbarui: 24 Oktober 2016   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rumah menjadi sesuatu yang saya dambakan. Rumah menjadi sebuah pilihan untuk rindu. Akhir-akhir ini saya hanya ingin pulang, hanya karena saya ingin mendapati orang rumah yang ada di rumah. Dan mereka bertanya kepada saya tentang hal-hal yang sederhana. Misalnya: “gimana kuliahnya?” “seminggu kemarin ngapain aja?” atau "gak lupa solat kan?" Tiga pertanyaan sederhana yang saya inginkan. Tiga pertanyaan sederhana yang akan membawa kita kepada obrolan yang panjang. Atau bisa jadi hal ini dikarenakan, saya sedang kangen mengobrol. Saya rindu percakapan-percakapan dengan Bapak dan Mamah yang panjang-panjang. Karena belum ada yang bisa menggantikan mereka. Karena belum ada yang bisa seperti mereka.

Hari ini Bapak berulang tahun yang ke 51. Saya memberinya selamat ketika bangun tidur pagi tadi. Dan ternyata Mamah sudah lebih dulu memberi selamat pada Bapak. Kami mengobrol, lalu saya tanya apa yang menjadi harapan Bapak hari ini, “ingin hidup sehat lebih lama bersama Mamah, mendampingi cucu dan cicit” Bapak menjawabnya sambil tertawa. Tawanya yang khas. Jawaban yang bagus pikir saya.

Tawa yang selalu buat saya tambah rindu.

Sekali lagi selamat ulang tahun, Bapak! Menualah bersama kami dengan sehat dan bahagia. Aamiin 💕

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline