Baru-baru ini beredar keluhan dari penumpang kereta api terkait penggantian tanaman hidup ke tanaman sintetis yang melekat pada dinding Sky Bridge di Stasiun Solo Balapan. Keluhan tersebut diposting di salah satu grup facebook komunitas yang ada di Solo dimana penumpang tersebut menganggap pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak sabar dalam merawat tanaman hidup sehingga diganti dengan tanaman sintetis yang tidak ramah lingkungan.
Penggantian tanaman tersebut tentunya melalui pertimbangan yang matang oleh pihak PT. KAI (Persero) mengingat selama ini PT. KAI selalu berusaha menciptakan inovasi-inovasi untuk menjaga kelestarian lingkungan, salah satu nya adalah membjat toilet ramah lingkungan dan menyediakan tempat tersendiri untuk membuang limbah. Kembali ke persoalan tanaman sintetis, perlu diketahui ada beberapa kelebihan dari tanaman ini salah satunya dari segi perawatannya.
Tanaman sintetis ini lebih mudah perawatannya, mengingat tanaman sebelumnya yakni tanaman jenis Eksisting tidak siap untuk perawatan biasa. Dalam perawatannya, tanaman jenis eksisting tidak dapat dipangkas karena pada batang tanaman tersebut tidak terdapat bakal akar atau tunas, apabila tanaman tersebut hanya di pangkas maka tanaman itu akan mati.
Model perawatan tanaman tersebut adalah model ganti atau replace plant karena semakin lama akar tanaman tersebut akan memenuhi pot nya. Dari penjabaran tersebut maka bisa dibayangkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengganti semua tanaman eksisting yang melekat di didinding Sky Bridge baik dinding yang menghadap jalan maupun sisi yang menghadap rel kereta, belum lagi biaya perawatan yang dibutuhkan.
Selain itu tanaman sintetis yang digunakan oleh pihak PT. KAI (Persero) saat ini adalah tanaman sintetis yang jenisnya sama dengan jenis rumput sintetis untuk lapangan futsal dimana tanaman sintetis tersebut khusus digunakan untuk outdoor. Jenis tanaman sintetis ini juga tidak mencemari lingkungan baik saat tanaman tersebut terkena air hujan maupun panas matahari sehingga bisa dipastikan ramah lingkungan.
Salah satu porter Stasiun Solo Bapalan yakni Giman mengatakan bahwa tanaman sintetis tersebut lebih menarik dibanding tanaman sebelumnya karena lebih menarik perhatian. Ia juga menambahkan bahwa jenis tanaman sebelumnya lebih gampang layu dan apabila tidak dipangkas terlihat semrawut. Hal senada juga diungkapkan oleh yusi, salah satu penumpang kereta api Prambanan Ekspres yang mengatakan bahwa dengan adanya tanaman sintetis ini tampilan Stasiun Solo Balapan semakin menarik dan tanaman ini pun lebih awet. "Saya merasa Stasiun Solo Balapan semakin menarik dengan adanya tanaman itu karna dilihatnya jadi cantik" tutur Yusi sebelum memasuki peron stasiun Solo Balapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H