Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com
Satu:Di kotamu, pagi yang berembun aku taruh gelas hangat kopi tanpa racun warang. Membangunkan Tubuh kaku di bawah gelantungan Mentari Hunusan Lelaki ke atasTawa kesakitan tiada di batas nafas nafas cemburuKau masih tidak bangun laparKotamu semakin panas, aku pulangDua:Catatan Pendek (Lama)diganti.UNTAIAN CATATAN (Pendek)Salam Rindu Kita ....... Tiga:UNTAIAN CATATAN (Pendek)Sedang apa kamu ? Menyulamkan bentuk impian lagi. Menyimpan keindahan yang pernah merobek robek nikmat badaniKau tusuk kainKau jahit ikatKau cari warnaLalu, maknawi ... akan tersimpan. Untukku saja cukuplahEmpat:Jari jemari tangan yang sedangMenyanyikanduka .... di Kesenyapan BatiniahTerhibur ....... (kah)Aku dengar aku dengar ..... diammu aku dengarKecup dingin mulutkuSegenggam jika kau mau rekuhJawaban:Satu:Jeda! Begitu amuk suara itu selalu..Melangkah seribu diam..Bergerak setenang keong..Ruang nafas tertatih tersengal..Bagai motor bertikai..Lemahnya kata hati melolong..Lara terbang meninggi..Tapaknya sisakan jejak kosong..Sampai tak tahu duka atau suka yang terasa..Dua:Biarlah kau tak peduliSayatan jiwa teriris pedihWalau kering terluka tangis mengetasWalau basah sembab mata rinai senyum menantiSungguh rindu tak tertahanSeorang pelengkap hidup semesta maya
Untaian kata-kata indah dari negeri maya seberang menyeberang