Lihat ke Halaman Asli

Lelaki Yang Mencintaiku harus tahu....

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi dari Djenar Maesa Ayu...terinspirasi oleh catatan seorang penyair perempuan pejuang Sandinista.

dan kuingin...lelaki yang mencintaiku seperti ini, benar-benar heroik!

Terimakasih Djenar!

Lelaki yang mencintaiku harus tahu bagaimana mengoyak-ngoyak tabir atau daging

Paham-menyelam ke kedalaman mataku

Dan tahu bahwa dalam diriku terlena sandaran bagi kemesraan,

layaknya burung srigunting yang tembus pandang.

Lelaki yang mencintaiku

Tak akan mengkukuhiku layaknya barang dagangan

Tak juga memamerkanku bak piala olahraga

Ia akan tegak di sampingku

Mencintaiku layaknya aku mencintainya dan kukuh di sampingnya

Lelaki yang mencintaiku

Akan kuat bagai pohon-pohon ceibo.

Kukuh dan merindangi sebagaimana adanya,

Jernih layaknya pagi di bulan Desember.

Lelaki yang mencintaiku

Tak akan mencurigai senyumku

Tak juga khawatir akan ketebalan rambutku.

Ia akan takzim pada kesedihan, kesunyian.

Dan dengan khusuk, ia akan mencumbu perutku,

Layaknya memainkan gitar,

membiramakan masalah yang menyenangkan

dari badanku yang sedang lena.

Lelaki yang mencintaiku

Mampu mengungkapkan bahwa aku bisa

Menjadi tilam tempat ia melepas lelah dan kurawat

Seorang kawan dengannya aku bisa membagi rahasia-rahasia keintiman.

Danau tempat mengambang,

Tanpa takut jangkar komitmennya

Akan menghalangi pesawat

Atau mengharuskannya menjadi burung.

Lelaki yang mencintaiku

Mampu menulis sajak hidupnya

Menatanya setiap hari

Dengan ketakziman akan masa depannya.

Tapi di atas segalanya

Lelaki yang mencintaiku haruslah menyayangi rakyat

Bukan dalam berbagai kategori abstrak

Yang dibualkan dengan hati-hati

Tapi sesuatu yang nyata, kongkrit

Untuk siapa seseorang menunjukkan kecintaannya dengan tindakan

Menyerahkan hidupnya bila perlu

Lelaki yang mencintaiku

Akan mengenali wajahku di tengah medan perang

Dan dengan lutut menekuk ke tanah ia akan mencintaiku

Apalagi saat kami berdua sama-sama menembaki musuh.

Lelaki cintaku

Tak akan gentar menyerahkan hidupnya

Tak akan takut mendapatkan dirinya dalam gempuran yang tak terpahami.

Di plaza yang sesak kerumunan akbar,

Ia mampu berteriak “Aku mencintai kau”

Atau, di atap gedung, tanpa tedeng aling-aling mendeklarasikan

Proklamasi haknya untuk merasakan

Emosi yang paling indah dan manusiawi.

Lelaki cintaku

Tak akan menghindari dapur

Tak juga popok anak-anak kita

Cintanya akan seperti angin yang menyejukkan

Menyingkirkan awan impian dan

Kesalahan masa lalu, yang berabad memisahkan kami,

Dengan keindahannya masing-masing.

Lelaki cintaku

Tak akan mencetakku dan menstandarisasiku

Ia akan menyuguhkanku hawa, ruang

Mengharainya agar tumbuh dan berkembang

Layaknya REVOLUSI

Yang memekarkan setiap hari yang baru

Dengan awal satu KEMENANGAN BARU.



(Ginconda Belli)

Gionconda Belli adalah penyair perempuan Nikaragua, mantan gerilyawati Sandinista. (Catatan dua perempuan pemberontak yg setia melawan kuasa TIRANI: Djenar Maesa Ayu dan Windha Desiawati) "KESETARAAN BUKAN SEKEDAR KATA-KATA!!!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline