Sejatinya wanita itu bukanlah matrealistis melainkan condong kepada kebutuhan, baik dari masa dianya seorang putri menjadi wanita dewasa lalu menjadi seorang Istri dan kemudian menjadi seorang ibu sampai akhirnya menjadi seorang nenek dan seterusnya tentunya memiliki tingkatan kebutuhan yang semakin membesar dan terus membesar jadi wajar saja bila seorang wanita itu memiliki pengeluaran dan kebutuhan yang lebih besar dari seorang lelaki.
Hal itu disebabkan karena tanggung jawab dan efek kasih sayangnya yang berlimpah kepada orang disekitarnya. Seorang Lelaki belum tentu memiliki kasih sayang dan kepekaan seperti seorang wanita.
Tentunya kita semua sepakat bila seorang wanita memiliki kebutuhan yang tinggi dengan rasio 1:3 dengan lelaki. Karena mereka saat gadis perlu pakaian yang bagus dan indah untuk di padang mata. Dan tentunya buat pakaian saja dari kwalitas dan kwantitas wanita sudah wajib lebih dari lelaki.
Dari segi makanan begitu pula dan di tambah lagi kosmetiknya. Wanita juga di lahirkan sebagai etalase ke indahan maka dari itulah sudah semestinya seorang wanita wajib dilengkapi banyak aksesoris untuk melengkapi dirinya. Nggak perlu saya jabarkan satu-satu kan apa saja perhiasannya. Ini masih dalam keadaan gadis sudah dengan rasio 1:3 bagaimana kalau sudah berkeluarga?
Sebagai seorang lelaki tugas pokok nya adalah bekerja dan menafkahi keluarga yang notabene anak dan istri namun tidak ada kewajiban seorang lelaki menafkahi pacar atau pasangan kekasih. Oleh karena itu bagi lelaki dewasa rubahlah pikir mu dan cukupilah dulu kebutuhan dan simpanan mu. Usahakan miliki rumah terlebih dahulu baru membina rumah tangga. Dengan begitu kehidupan rumah tangga akan langgeng.
Usahakan memiliki aset sebelum menikah karena bila anda tidak memiliki aset sebelum menikah anda akan menghabiskan hidup anda menjadi aset itu sendiri. Dan hanya akan menghabiskan waktu buat bekerja keras. Dengan bekerja keras sebenarnya anda sudah menyia-nyiakan waktu anda dan telah merusak masadepan keluarga anda tanpa anda sadari. Dengan bekerja keras anda sudah menggadaikan segalanya yang ada karena ketika anda sakit dan meninggal maka hanya kesulitan yang dapat anda wariskan pada keturunan anda.
Stop bekerja keras mulailah kerja cerdas. Stop membuat diri menjadi aset. Mulailah membuat aset untuk diri anda juga keluarga. Salam penuntut ilmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H