Secara substansial, KTT G20 Perancis tidak menghasilkan kesepakatan apapun bagi perekonomian global termasuk Indonesia. Pasalnya hampir semua waktu, energi dan perhatian tersita habis untuk menemukan solusi terbaik bagi krisis utang Eropa yang semakin mencemaskan. Fokus utama adalah “memaksa” Yunani dan Italia menaati hasil KTT Eropa berupa bail out dan tetap berada di UE. Yunani merespon melalui sebuah langkah terobosan dengan membentuk semacam “unity government”. Unit ini direncanakan akan mengamankan pembayaran bailout financing dari EU dan IMF.
Namun fokus masalah segera begeser ke Italia, yang mengalami masalah serupa dengan Yunani. Pasar global kembali merespon negatif masalah perekonomian Italia kemudian Spanyol, Irlandia dan Portugal. Dengan demikian KTT G20 kali ini terus berkutat pada masalah krisis utang super besar Eropa ketimbang pemulihan ekonomi global secara umum. Hal tersebut dapat dipahami karena begitu peliknya solusi untuk Eropa tersebut. Selain itu sektor perbankan sebagai pemegang obligasi Yunani, penerbit credit default swap juga akan terpukul jika krisis terus belarut-larut.
KTT 20 negara ekonomi terbesar dunia ini juga, diharapkan dapat melahirkan beberapa kebijakan penting terkait “darkening outlook” ekonomi global pada 2012. Para pemimpin ekonomi dunia sudah berinisitif melahirkan beberapa kebijakan strategis seperti “code of conduct” dalam penglolaan capital inflow dan outflow dalam kerangka capital account regulation untuk meredam “currency war”, disiplin fiskal, austerity measure, dan ketidak-keseimbangan ekonomi global. Selain itu, karya terbaik G20 2011, sejauh ini adalah berhasil "memukul mundur" dua PM negara bermasalah fiskal yaitu Papandreou dan Berlusconi sekaligus.
Indonesia sejauh ini belum mempunyai daya tawar yang kuat sehingga hanya mengikuti agenda KTT G20 saja. Ini hal yang lumrah, karena ukuran ekonomi kita yang masih kecil, jauh dibandingkan China misalnya. Namun, Indonesia dapat menunjukkan beberapa kebijakan yang lebih sektoral misalnya terkait pertambangan, perkebunan dan kehutanan dalam rangka green economy. Hanya dengan menunjukkan pertumbuhan ekonomi domestik yang sehat dan terencana baik saja sudah memasukan Indonesia ke dalam pantauan radar investasi global.
Perdana Wahyu Santosa
Source: www.imq21.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H