Lihat ke Halaman Asli

Kinerja IHSG Melemah? Sampai Kapan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_75019" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi"][/caption]

Setelah mengalami penguatan luar biasa sepanjang 2009 hingga level  tertingginya di 2636, IHSG/JCI mulai kehabisan tenaga atau  mengalami overbought. Tren penguatan sampai pertengahan Februari juga  belum terlihat. Beberapa faktor baik domestik dan regional/global yang diyakini  menjadi penyebab melemahnya IHSG adalah antara lain:

  1. Pemerintah Cina mengeluarkan kebijakan pengetatan moneter untuk  meredam perekonomiannya menjadi bubble atau overheating akibat  pertumbuhan GDP yang luar biasa dalam 5 tahun berturut-turut.
  2. Pemulihan ekonomi global khususnya AS dan Eropa Barat belum menunjukkan kemajuan berarti atau masih tergolong rentan (fragile).
  3. Prediksi pertumbuhan volume perdagangan dunia meningkat namun pertumbuhan ekonomi tetap lambat menujukkan pemulihan ekonomi yang rentan dan diselimuti ketidakpastian (uncertainty).
  4. Hot money para hedge funds membuat pasar modal global, terutama emerging market menjadi overvalued atau sebaliknya apabila terjadi capital outflow menjadikan indeks pasar modal menjadi undervalued.

Secara umum, IHSG/JCI diprediksi akan terus menujukkan tren positif (up-trend) pada 2010 ini dengan pertimbangan estimasi kenaikan PDB sekitar 5,6% disertai kenaikan BI rate menjadi 7,0-7,5%. IHSG diprakirakan akan memiliki momentum up trend yang kuat karena dukungan indikator ekonomi yang sangat menjanjikan pada 2010.

Melalui berbagai analisis, diprediksi IHSG akan menembus level 3000, selama semua asumsi yang digunakan tidak meleset karena event tak terduga terutama masalah geopolik seperti: Iran dan Korea Utara. Masalah potensial lainnya adalah spekulasi harga minyak mentah dan perdagangan instrumen derivatif yang berlebihan yang tidak menggambarkan supply-demand sebenarnya. Pemulihan ekonomi global dapat bejalan baik apabila harga minyak berada pada kisaran USD 73-78/barrel.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline