Lihat ke Halaman Asli

Siapa Bilang Bali Neraka, Surga di Pantai Suluban

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada tanggal 9 April 2011, dunia pariwisata Bali dikejutkan oleh pemberitaan Majalah TIME yang berjudul ‘Holidays in Hell : Bali’s Ongoing Woes oleh Andrew Marshall. Dalam tulisannya, ia mengungkit masalah kemacetan, pengelolaan sampah, pantai yang kotor, dan kriminalitas, yang pada intinya menggambarkan ketidaksiapan pemerintah dalam mengelola pariwisata bali ditengah tingginya arus turis yang berwisata ke pulau surga ini. Sebagian orang geram dengan berita ini dan sebagian lain meng-iya-kan serta berusaha menginstropeksi diri sendiri. Yang mejadi pertanyaan adalah : apakah bali kini benar-benar menjadi neraka ?

Saya kira mereka yang meng-iya-kan terlalu memandang Bali dari sudut yang begitu sempit. Pesisir pantai kuta dan legian. Padahal yang dinamakan Bali adalah keseluruhan sudut pulau ini dari utara hingga selatan, barat hingga timur, budaya masyarakatnya, kearifan lokalnya dan sudut-sudut lain bali yang membentuknya hingga seperti ini. Salah satu sudut yang masih berkesan ‘surga’ adalah Pantai Suluban, Nusa Dua, Kabupaten Badung.

Pantai ini terletak di daerah perbukitan, di selatan Kabupaten Badung, dengan pemandangan alami di sepanjang perjalanan, tidak heran jika sebagian orang menganggap pantai ini masih perawan. Sebelum menikmati bibir pantai, kita harus menuruni puluhan anak tangga yang tidak terlalu curam, di sisi kiri dan kanannya anda bisa menemui pedagang souvenir, penyedia jasa foto surfing, penyewa papan surfing, pedagang makanan minuman serta bar-bar sederhana dengan pemandangan langsung menghadap samudra lepas.

Pantai ini didominasi oleh penampakan karang yang kokoh dan indah, airnya biru kehijauan dengan pasir putih yang begitu lembut. Turisnya pun tidak begitu banyak, sehingga anda tidak akan risih melihat pemandangan sampah yang berhamburan seperti pada pantai-pantai ramai pengunjung lainnya.

Ombak tinggi di pantai ini begitu memikat turis mancanegara, sehingga mereka rela berjam-jam bermain di laut lepas dan bergelut dengan ganasnya ombak. Beberapa dari mereka meminjam jasa fotografer lokal untuk mengambil gambar mereka saat beraksi dan mengabadikan momen indah tersebut melalui sebuah foto.

Yang jangan sampai anda lewatkan adalah bar-bar sederhana di atas pantai. Posisinya yang begitu strategis, menghadap langsung ke samudera lepas, bisa menjadi tempat favorit anda untuk bersantai bersama karib kerabat dan menikmati minuman atau makanan ringan. Hembusan anginnya yang sejuk pun bisa menjadi media meditasi bagi anda yang mencintai ketenangan.

Seperti ada daya ‘sihir’ di sekitar pantai, bagi anda yang pernah sekali ke pantai ini pasti akan ketagihan terus untuk mengunjungi pantai ini. Menceritakannya kepada tetangga, teman, guru atau pacar sehingga opini yang menyatakan bahwa bali itu neraka, ruwet dan sebagainya, lama-lama akan pudar dengan sendirinya.

Shanti, Shanti, Shanti

Ferry Fadillah, Kabupaten Badung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline