Lihat ke Halaman Asli

Antara Memiliki (Banyak) Pengalaman atau Fresh Graduate?

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1385822705225720053

Antara Memiliki (Banyak) Pengalaman atau Fresh Graduate?

[caption id="attachment_305617" align="alignleft" width="348" caption="infoduit.com"][/caption] Inilah yang terjadi sebenarnya ketika saat melamar pekerjaan pada sebuah perusahaan maupun kantor ketika calon pelamar pekerjaan dihadapi dua latar belakang yang berbeda. Pertama, calon pelamar pekerjaan yang memiliki (banyak)  pengalaman tapi dari akademisi bukan lulusan Sarjana. Kedua, calon pelamar pekerjaan yang baru lulus kuliah (fresh graduate) dari akademisi lulusan Sarjana. Tetapi banyak perusahaan maupun kantor yang lebih mendahului SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih baru keluar dari bangku kuliah. Baru keluar dari "sarang".

Tanpa pertimbangan perusahaan maupun kantor langsung menerima sang pelamar tersebut. Tidak melihat latar belakangnya. Apakah memiliki pengalaman atau tidak! Tetapi ini tidak. Terpenting fresh graduate. Entahlah.

Gigit jari? Kecewa? Sudah pasti! Ketika perusahaan maupun kantor lebih mendahulukan sang calon karyawan/pegawai (baca: SDM) yang masih fresh. Apakah memiliki skill maupun knowledge saat menangani pekerjaan yang akan dihadapinya nanti. Berbeda dengan yang sudah berpengalaman. Bisa melakukan sesuai dengan pengalamannya.

Entahlah, apa sebenarnya yang dicari perusahaan maupun kantor ketika membuka loker (baca: lowongan kerja). Tanpa melihat pengalaman dari calon pelamar pekerjaan. Tetapi ini tidak ketika sudah dihadapkan oleh calon pelamar pekerjaan yang fresh garduate. Apalagi jika dari lulusan kampus yang ternama dan kesohor sudah pasti tanpa pertimbangan langsung diterima. Apakah seperti ini sebuah prosedur perekrutmean SDM jika hanya dari faktor fresh gradute yang diutamakan.?

Lalu bagaimana nasib mereka yang sudah memiliki (banyak) berpengalaman. Apakah perusahaan maupun kantor harus menutup mata dengan kehadiran mereka (baca: pelamar pekerjaan)? Saya rasa hal itu perlu dipertimbangkan lagi untuk kemajuan perusahaan maupun kantor saat membuka sebuah lowongan kerja (baca: loker). Perlu diubah kembali untuk kebijakan saat menerima calon pelamar pekerjaan. Apalagi hal ini pernah terjadi dengan saya. Jangan sampai ada lagi calon pelamar pekerjaan yang dikecewakan hanya karena "status" fresh graduate. Semoga.[]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline