Lihat ke Halaman Asli

[Sarapan Pagi] Jangan (Terlalu) Bergantung Pada Namanya Manusia

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

138569796475632675

Jangan (Terlalu) Bergantung Pada Namanya Manusia

[caption id="attachment_305378" align="alignleft" width="334" caption="www.hidayatullah.com "][/caption]

Hidup ini sebenarnya memang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Makhluk sosial. Dimana pun pasti akan bertemu dan saling membutuhkan orang lain.

Namun tetapi tentu saja membutuhkan orang lain itu padahal yang memang urgent untuk dilakukan. Tetapi tidak juga menjadi sebuah kebiasaan (habbit) bahwa setiap apapun membutuhkan orang lain. Karena apa?

Jika terlalu sangat berharap orang lain. Jangan salahkan orang lain jika Anda nanti akan mendapatkan kekecewaan. Jadi untuk Anda harus membiasakan melakukan sendiri! Itulah yang ada.

Hal ini pernah saya alami bahkan sampai saat ini. Contoh yang saya hadapi sekarang ketika laptop saya rusak minta bantuan diperbaiki pada salah satu teman. Tetapi tetap juga tidak diperbaiki. Bahkan hampir dua minggu lamanya. Laptop saya dibiarkan tergelatak tak berdaya di tempatnya bekerja. Tanpa ada sedikitpun tanggung jawab atau memberitahukan apa kerusakannya.

Lalu apa tindakan saya? Karena sayalah yang salah! Karena saya terlalu mengharapkan teman saya itu untuk memperbaiki laptop saya. Padahal nanti saya juga akan bayar untuk upah memperbaiki laptop saya. Namun saat sayategur hanya bisa berkata,” Ma’af belum bisa diperbaiki dulu!”

Saat itu saya pun langsung ke tempat ia bekerja dan mengambil laptop saya. Dan saya pun beralih ke tempat servis computer. Sejak saat itu saya tidak ingin berurusan dengan teman saya apalagi bergantung dengannya. Lebih baik sayalah harus tahu diri tidak semua manusia yang bisa memenuhi kebutuhan orang lain. Walau sering berkata,” saya bisa bantu! Tenang saja!”

Tapi itu bukanlah hal yang patut Anda aminkan lebih dulu tetapi lebih baik dipertimbangkan. Sebab manusia bukan tempat segala-galanya bisa memenuhi keinginan orang lain walau di bibirnya terucapkan mampu dan bisa.

Halnya seperti saya alami. Untuk itu apakah Anda masih bergantung dengan orang lain bernama manusia hingga saat ini? Saya sarankan mindset Anda ubah dari sekarang. Karena manusia bukan Tuhan! Manusia seringkali membuat kecewa dan tidak bisa memuaskan orang lain! Entah, benar atau tidak silakan Anda coba di kehidupan Anda sendiri.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline