Lihat ke Halaman Asli

[KCV] Damascus, 14 Februari

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

No. 112  Ayy_Lovciny Chaich + Peran Sabeth Hendianto Damascus, 10 February Sore itu , hujan mulai mengguyur kota Damascus. Keadaan terasa sangat dingin. Sampai tanggal 12 Februari, hujan masih belum reda juga. Selama aku tinggal di kota Damascus, ini adalah yang pertama kali hujan mengguyur dengan lebat dan lama. Dan pada pukul 10 pagi, hujan yang lebat itu berubah menjadi taburan putih melayang-layang yaitu salju. “Oh tuhan,ini indah sekali” gumamku ketika melihat salju itu turun, yang memang dari sebelumnya aku tidak pernah melihat salju secara langsung. Salju itu terlihat sangat indah seperti bunga ilalang yang sedang tertiup angin dan beterbangan hingga memenuhi angkasa dan membuat semua benda, pepohonan dan jalan memutih. Setelah beberapa jam, salju itu sudah menggunung dan semua terlihat putih, banyak pepohonan yang tumbang karena salju itu. Suasana menjadi kelabu dan sangat dingin. ........ “Cha, telpon adikmu. Dia sedang di perjalanan, takut ada apa-apa” Pinta ibuku, terdengar dari dalam ruang tamu. Dan sebentar aku melupakan putihnya salju dari balik jendela kaca kamarku ini. “Iya mam...” Saat aku mau menelpon nya, HP ku tidak ada di tempat “Yah, HP ku ketinggalan di dalam mobil” tanpa menunggu waktu, aku langsung keluar rumah untuk mengambil HP ku. Tapi sayang, mobil ku sudah di penuhi dengan salju,pintu nya tidak bisa di buka, aku bingung dan hanya diam memandangi mobil itu. “Hmm.. ada yang bisa saya bantu?” Tiba-tiba seorang laki-laki tampan dan keren menghampiri dan menawarkan jasanya. “Oh, tidak. Terima kasih....” Jawab ku mengelak. Crappp....crapp....crapppp.... tiga kepalan salju di lemparkan ke tubuh ku oleh salah satu gadis kecil yang sedang asyik bermain salju. “Hmm...ini tantangan ya?” Geramku sambil bercanda. “Ha ha ha... Iya, kakak ayo bermain salju bareng Tika” Gadis kecil itu bernama Tika, dia mengajak ku untuk bermain. Kini Aku, Tika, laki-laki tampan itu dan anak2 lain nya asyik bermain salju , saling lempar dan membuat beberapa panda cantik dari salju itu. **** 14 February Sampai hari valentine tiba, salju itu masih tetap turun tapi tidak begitu banyak. Jika dalam istilah air, mungkin hanya gerimis saja, bukan hujan. “Kapan nih salju mau berenti nya? Gue kan mau keluar rumah... huft” Ucap ku sambil memandang keluar lewat jendela. “Santai saja, sekarang juga berenti. Lihat tuh para petugas lagi sibuk membersihkan salju dari jalan. Itu arti nya kita bisa keluar rumah” jawab ibuku. “Memangnya mamah mau kemana? Cha mau ke rumah temen, Mam.” “Mau kerumah nenek mu lah, kita merayakan hari valentine nya di sana. Hari ini semua keluarga kita akan berkumpul di rumah nenek, biar hari kasih sayang ini terasa” Jelas ibuku. “Oh iya kak,nih ada kartu ucapan buat kakak” Adik memberikan aku sebuah kartu. Dan kubuka. “Happy valentine days.

Jauh dari dunia yang kita lihat Di mana waktu masih bisa berdiri Dan kita bisa mendengar malaikat bernyanyi Mari terbang bersama ku, mengelilingi pelangi Biarkan lah cintaku meluap Dan merefleksikan pada mu Bersama kita akan mencapai bintang-bintang Mari terbang bersama dengan ku Dan meluncur dengan puing-puing cinta kita “Peran sabeth” Pengirim itu ternyata laki-laki tampan yang kemarin bermain salju dengan ku. Aku langsung mengucapkan terima kasih pada nya melalui SMS, selanjut nya kami saling balas membalas SMS itu dan janjian untuk bertemu di suatu tempat. Rumah kami memang berdekatan alias bertetangga, kami keluar rumah bareng-bareng dan menuju mobil yang sudah di siap kan Peran. Di pinggir jalan, Panda-panda yang kami buat kemarin masih berdiri dengan utuh, sebelum memasuki mobil nya, Peran mendekati panda- panda itu lalu menuliskan sebuah kata  I LOVE YOU. Dengan salju, dan Dia berdiri sambil membuka lengan nya, seperti mengharapkan sebuah pelukan yang datang. Baru kali ini aku lihat Peran bersikap seperti itu. Aku terharu dan berlari pada nya sambil mengucapkan kata I LOVE YOU TOO, dan berpelukan.... Pukul 3 sore, 14 February Di sebuah caffe yang romantisme,kami menikmati hangat nya kopi dan hiburan yang di sediakan caffe itu, spesial valentine. “Kak? Boleh cha bertanya?” “Mau bertanya tentang apa?” “Hmm.. Apa yang kakak katakan itu benar?” “Iya sayang, itu benar. Sebenar nya sudah sejak lama kakak menyukai mu Dan di hari ini, di hari kasih sayang kakak ucapkan itu dan akan kakak tunjukan betapa kakak mencintaimu.” Oh tuhan, Dia mengatakan bahwa itu benar. Berarti apa yang aku rasa selama ini sama dengan nya. Aku berharap, cinta ini akan abadi sampai akhir nanti. Peran melanjutkan perkataannya. “Aku berjanji, akan menjaga mu seumur hidup ku. Aku akan selalu ada di setiap waktu mu, menemani mu sampai ajal menjemputku” Lalu di buka nya sebuah kotak kecil dan menunjukkannya kepadaku. “Ini untuk mu,” katanya. Di dalam kotak itu terdapat sebuah kristal berbentuk hati dan di dalam kristal itu terdapat sebuah kunci berwarna emas. Di malam hari, kristal itu bercahaya dan kunci nya terlihat jelas. Peran mendekati ku dan meletakkan tangan hangat nya di atas tangan ku. Terasa suatu kedamaian yang tak pernah aku rasa. Ia berkata lagi, “Aku mencintai mu dan untuk selamanya.” ------------------------

Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Kolaborasi Cerpen Valentine

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline