Lihat ke Halaman Asli

Pepih Nugraha

TERVERIFIKASI

Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Kepada Siapa Lagi Kita Berterima Kasih Selain kepada 10 Benda Ini?

Diperbarui: 17 Januari 2016   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya salah satu orang yang meyakini bahwa lebih banyak orang baik di Internet dibanding orang tidak baik yang ingin berniat jahat. Untuk alasan ini, saya tidak ragu mengembara di dunia maya yang segala rupa ada ini.

Saya tidak harus takut dengan orang yang ingin berniat jahat. Sebaliknya, saya juga tidak juga ragu terhadap orang baik yang memang dalam kesehariannya selalu berbagi hal-hal yang baik saja. Dalam pengembaraan batin di dunia maya yang mahaluas ini, saya menemukan ujaran bijak dan pemikiran sederhana; yakni berterima kasih. Kepada siapa ucapan rasa terima kasih itu harus kita sampaikan?

Salah satu "orang baik" di Internet yang saya temukan adalah sebuah nama; Empowered Presentations (EP)! Ia meninggalkan jejak-jejak kebaikannya di Slideshare, salah satu tempat di sudut Internet di mana saya biasa "mojok" menimba ilmu antarperadaban. Menimba ilmu dari siapa saja, dari orang-orang baik yang meninggalkan jejak kebaikan, seperti EP ini. Bahasannya agak berbau spiritualisme, alih-alih itu sebuah ilmu Marketing. Karena ini sebuah pendapat, maka kebenarannya tidaklah mutlak. Saya bisa mengiyakan, tetapi bisa juga menolak. Saya bisa menambahkan hal baru selain 10 benda yang harus diberi ucapan terima kasih itu.

Baiklah, agar kembara batin dan jelajah pikiran di dunia maya ini menemukan titik terangnya, segera saya uraikan ke-10 hal yang layak diberi ucapan terima kasih itu;

1. Cahaya matahari

Ada berapa banyak novel atau cerita fiksi yang saya baca dimulai dengan kemunculan mentari pagi, hadirnya sang fajar di Ufuk Timur, matahari yang bersinar cerah, dan seterusnya. Matahari menggambarkan awal kehidupan. Munculnya matahari di pagi hari sering diasosiasikan sebagai mulainya kehidupan, awal sebuah perjuangan sekaligus harapan.

Cahaya matahari inilah yang kemudian dinikmati orang di seluruh dunia. Petani bersuka cita karena berkat cahayanya tanaman mereka tumbuh subur. Pedagang kopi memulai dagangan larisnya di pagi hari, terus sampai siang nanti. Cahaya matahari itulah yang menerangi aktivitas seluruh umat manusia. Cahaya matahari adalah cahaya kehidupan.

Cahaya bintang gemintang pada malam hari tidak pernah diasosiasikan dengan khidupan, juga tidak bisa memberi kehangatan. Tetapi bagi saya yang kerap memandangi taburan bintang di langit, cahaya bintang memang tidak pernah menerangi Bumi seperti cahaya matahari, tetapi setidak-tidaknya memberi kehangatan di hati, bahkan mampu menerangi hati yang gelap. Setitik cahaya bintang di langit, juga sebuah harapan.

2. Mesin pencari

Anda juga harus berterima kasih kepada mesin pencari atau search engine ini. Tidak ada manusia modern sekarang ini yang tidak mengenal kata "Google". Mesin pencari ini seperti satu-satunya mesin pencari di jagat internet, padahal ada Yahoo!, Bing, Baidu, dan pada masa lalu ada Altavista. Atau mungkin nama nama yang saya sebutkan ini -- Aliweb, JumpStation, Infoseek, WebCrawler, Lycos, LookSmart --sudah tak kita kenal lagi.

Padahal, nama-nama itu adalah mesin pencari pendahulu juga sebagaimana Google yang kini berjaya, yang seakan-akan hanya satu itulah mesin pencari informasi di Internet. Bagaimanapun, kita memang layak berterima kasih kepada Google, atau kepada para penemu mesin pencari terdahulu, yang berkat mesin inilah pintu informasi dunia segera terbuka lebar. Kita tinggal memasuki dan memanfaatkannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline