Lihat ke Halaman Asli

Pepih Nugraha

TERVERIFIKASI

Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Kenali Khalayak Pembaca

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tulisan singkat ini dimaksudkan untuk menanggapi postingan Kang Insan Purnama di lapak Komunikasi Sastra mengenai adanya dua jenis pembaca, yakni Pembaca Model dan Pembaca Pendatang. Meminjam istilah komunikasi, saya sebut pembaca ini sebagai khalayak atau audiences.

Terima kasih telah memberi pemahaman saya akan adanya pembaca model dan pembaca pendatang. Saya teringat guru saya, sebuah buku komunikasi mengatakan, "know the audiences" (kenalilah khalayak). Meski para penulis/penyair diberi kebebasan untuk berekespresi sebebas-bebasnya, khususnya penyair yang menulis puisi, rumus "know the audiences" masih tetap dipakai, meski terkesan menggurui, ya, hehehe...

Saya analogikan, penyair yang hendak mengumpulkan puisinya dalam sebuah buku antologi atau bunga rampai, dia akan mengasumsikan pembacanya adalah Pembaca Model dan Pembaca Pendatang itu tadi. Tetapi coba kalau suatu waktu penulis/penyair diminta menulis untuk majalah wanita, majalah anak-anak, buku remaja/anak-anak, untuk buku ajar pegangan siswa-siswa. Maka mau tidak mau kita, para penulis/penyair akan "terikat" rumus "know the audiences" ini.

Penulis/penyair, meski dibekali senjata berkreasi sebebas-bebasnya, rupanya ada juga sesuatu "yang membatasi" kreasi berpikir mereka, karena dia harus mengetahui dan mengenali khalayaknya, yakni pembaca yang dituju. Untuk itu, karena menulis memerlukan media dan media punya karakter sendiri-sendiri berdasarkan usia, jenis kelamin, dan profesi, maka penulis perlu juga perlu memahami "know the medias", kenali media-medianya.

Saya kira standard cerpen Majalah Femina dengan Harian Kompas akan berbeda. Juga standar puisi Harian Republika dengan Majalah Basis, misalnya, pasti juga berbeda. Bagaimana mengakali tulisan kita, opini atau puisi, bisa diterima media tertentu agar hasil karya kita segera dibaca khalayak, ya... mau tidak mau kita harus mengenali dua-duanya: kenali khalayak, kenali pula medianya.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline