Banyak berita yang membahas tentang bagaimana sampah plastik sangat berbahaya bagi ekosistem lautan. Mengancam fauna laut, mencemari lautan, bahkan membahayakan manusia lewat tercemarnya rantai makanan di lautan akibat mikroplastik. Seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia sampai saat ini terus berupaya mengatasi permasalahan sampah. Pemerintah Indonesia pun berkomitmen menurunkan 70% sampah dari total sampah laut nasional pada tahun 2025, didukung dengan penerapan berbagai aturan dan kebijakan demi mencapai implementasi yang konsisten dan masif.
DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI SAMPAH PLASTIK DI PERAIRAN
Seperti yang kita ketahui, sampah yang berserakan di sebuah tempat berpotensi mengotori dan merusak keindahan tempat tersebut. Hal ini juga lah yang akan terjadi apabila ada sampah di lautan. Marine debris yang tidak hanya terdiri dari sampah plastik, namun juga ada sampah logam, kayu, kertas, karet, juga sampah tekstil sejatinya butuh waktu sangat lama untuk terurai oleh alam bahkan ada yang sama sekali tidak dapat terurai secara alami. Jika penumpukan sampah terus terjadi, diprediksi pada 2050 akan ada lebih banyak sampah plastik dibandingkan ikan di lautan.
Contoh yang dapat dilihat secara kasat mata saat ini adalah terbentuknya pusaran sampah di laut Pasifik atau The Great Pacific Garbage Patch. Kumpulan sampah ini membentang dari Pantai Barat Amerika Utara hingga ke Jepang. Kemungkinan berasal dari sampah di dekat Jepang dan sekitaran negara bagian Hawaii dan California, Amerika Serikat. Faktanya, The Great Pacific Garbage Patch merupakan kumpulan sampah plastik yang terakumulasi karena tidak dapat terurai secara hayati. Di kawasan tersebut hampir seluruhnya terdiri dari potongan-potongan kecil plastik atau bisa disebut sebagai mikroplastik.
Tahukah kamu? Mikroplastik tersebut memungkinkan sampai ke tubuh manusia dengan berbagai cara, mengingat beberapa kebutuhan pangan manusia juga berasal dari laut. Hewan laut yang kita konsumsi atau garam laut yang selama ini menjadi bumbu pelengkap dalam masakan bisa saja mengandung mikroplastik yang selama ini kurang disadari keberadaannya di dalam tubuh manusia.
CARA MENANGGULANGI SAMPAH PLASTIK DI PERAIRAN
Ada beberapa cara untuk menanggulangi sampah plastik di perairan, di antaranya:
- Reduce: Mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggunakan produk ramah lingkungan.
- Recycle: Mengelola dan mendaur ulang sampah untuk menciptakan produk baru.
- Pemantauan dan pengumpulan sampah: Menggunakan teknologi untuk memantau dan mengumpulkan sampah plastik di laut.
- Aturan dan kebijakan: Pemerintah perlu memberikan sosialisasi mengenai tata cara pengelolaan sampah di kapal penumpang atau barang ketika berlayar.
- Kolaborasi: Menggalang kerja sama pemerintah dan swasta untuk mengendalikan sampah plastik laut.
- Mengurangi penggunaan plastik kemasan: Menipiskan plastik kemasan dan memendekkan bentuk botol.
- Menggunakan plastik daur ulang: Menggunakan plastik daur ulang sebagai bahan kemasan.
- Membuat papan larangan: Membuat papan larangan membuang sampah di dekat sungai.
- Papan berisi sanksi: Membuat papan berisi sanksi pidana dan denda.
- Dikenakan sanksi sosial: Memberikan sanksi sosial kepada pembuang sampah.
Selain itu, Anda juga bisa mengolah sampah plastik secara praktis, misalnya dengan menggunakan botol plastik untuk menyiram tanaman, membuat rumah kaca untuk sayuran, atau menggunakan sebagai pot bunga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H