Dua keluarga besar berduka pada 31 Januari 2019. Pertama, keluarga besar Kepolisian Republik Indonesia (Polri) beranggotakan sekitar 426.000 personel. Kedua, keluarga besar satuan pengamanan (satpam) Indonesia, anggota teregistrasi sekitar 520.000 satpam.
Duka yang mendalam, karena sesosok hebat pecinta institusi Polri dan penggagas profesi satpam, meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Bapak Awaloedin Djamin. Innalillahi wa innailaihi rojiun.
(Catatan: di media beredar ejaan nama yang beragam. Ada yang menulis Awaluddin, Awaloedin, Awaludin, Awaloeddin... ada yang menulis Jamin dan Djamin. Saya menggunakan ejaan yang disepakati media massa terkemuka nasional dan tercantum juga dalam buku karya beliau.)
Pak Awal --demikian sapaan akrabnya -- bukan hanya dikenal sebagai mantan Kapolri periode 1978-1982, melainkan juga sebagai penggagas profesi satuan pengamanan, yang beliau lahirkan pada 30 Desember 1980.
Sosok Kapolri yang satu ini memang unik. Bukan sekadar perwira polisi yang gagah dan tangguh, melainkan juga berotak cemerlang dan intelektual. Di deretan namanya, terpampang gelar dan predikat tertinggi akademis, Profesor Dr. dan PhD. Ya, pak Awal adalah seorang profesor. Dia menyelesaikan pendidikan S3-nya di Amerika Serikat, pada masa orde lama.
Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 26 September 1927 ini, merupakan produk pertama dari sekolah kepolisian negara. Ia beruntung karena kemudian mendapatkan beasiswa S2dan S3 ke luar negeri.
Dari puluhan orang yang dikirim, hanya pak Awal ini yang tuntas sampai gelar PhD. Sepulang dari sekolah di luar, sederet tugas dan pengabdiania jalani. Mulai dari pejabat pemerintahan, pejabat kepolisian sampai menjadi menteri tenaga kerja dan duta besar di Jerman. Puncak karirnya tentu saja sebagai Kapolri.