Lihat ke Halaman Asli

Dodi Mawardi

TERVERIFIKASI

Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Syarat Dagelan Menpora untuk PSSI

Diperbarui: 4 Maret 2016   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Selama ini saya hanya menyimak saja konflik antara PSSI serta sekelompok pengelola sepakbola dengan Menpora Imam Nahrawi. Lucu. Konfliknya lebih banyak sisi emosionalnya dibanding logika. Cenderung kekanak-kanakan. Maka kalau kita mengikutinya sama saja dengan ikut jadi anak-anak. Itulah sebabnya saya tak mau berkomentar. Kecuali sangat sedikit saja.

Tapi sejak beredar kabar bahwa presiden Jokowi akan mencabut atau memerintahkan Menpora mencabut SK pembekuan PSSI, saya berharap konflik itu akan selesai. Saya dulu lumayan lama bermain dan berkecimpung dalam dunia sepakbola meskipun hanya level amatir. Saya tahu betapa susahnya hidup pemain sepakbola termasuk pelatih jika tidak ada kompetisi. Mau makan apa? Info tersebut membuka harapan buat pemain dan pelatih serta pelaku sepakbola lainnya bahwa periuk nasi mereka akan mengepul normal kembali.

Saya tidak terlalu peduli dengan konflik dan penyebabnya karena yang lebih penting adalah nasib saudara-saudara kita yang menggantungkan hidup dari sepakbola.

Oh tetapi informasi tersebut tidak valid. Agum Gumelar yang mengatakan presiden Jokowi minta Menpora cabut SK. Tapi ternyata menurut menpora, presiden Jokowi tidak memerintahkan pencabutan SK. Jokowi hanya meminta Imam Nahrawi untuk mengkaji secara mendalam dan melaporkannya dalam waktu 2 hari. Semuanya sudah dilaksanakan. Setelah itu, kita mendapatkan informasi lanjutan bahwa Menpora memberikan 9 syarat bagi PSSI kalau mau SK tersebut dicabut. Silakan googling untuk mengetahui 9 syarat tersebut.

Cuma saya heran. Pada nomor 8 syarat itu ada yang aneh, janggal atau mungkin lucu atau bisa jadi bodoh. Menpora meminta jaminan kepada PSSI untuk juara 1 di Piala AFF 2016, Juara Sea Games 2017, juara Asian Games 2018 dan Lolos Pra Kualifikasi Piala Dunia 2018. Wow... keren dan hebat ya kalau PSSI bisa penuhi semua syarat tersebut. Saya juga berharap seperti itu. Juara AFF belum pernah. Juara Asian Games belum pernah. Juara Sea Games sudah dua kali. Lolos Pra Kualifikasi eh nyaris... pernah pada PD 1978 dan PD 1986. Masalahnya lolos Pra Kualifikasi Piala Dunia 2018 tidak mungkin tercapai.

Kenapa? Pendek masa persiapan? Timnas loyo? Bukan. Masalahnya pra kualifikasi PD 2018 sudah berlangsung sejak 2015 lalu. Indonesia satu grup dengan Thailand, Irak, Vietnam dan Taiwan. Indonesia sudah dicoret oleh FIFA karena intervensi pemerintah thd PSSI sehingga PSSI dibekukan. Bagaimana mungkin bisa lolos kalau tidak ikut serta? 

Jadi... syarat dari menpora itu bagaimana? Hebat? Dahsyat? Mungkin para pembisiknya terburu-buru sehingga salah ketik. Maksudnya mungkin 2022 jadinya 2018. Berbaik sangka sajalah. Meskipun makin menguatkan saya bahwa konflik ini cenderung kekanak-kanakan, main emosi, ego dan adu gengsi.

Kasihan para pemain, pelatih, ofisial, wasit, tukang jual tiket, pedagang dll. Periuk nasi mereka tetap tak pasti. Mereka yang paling merasakan dampaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline