Lihat ke Halaman Asli

Dodi Mawardi

TERVERIFIKASI

Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Revolusi Menulis di Amerika Serikat

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun lalu, secara tidak sengaja saya menemukan sebuah situs internet, yang isinya membuat bulu kuduk saya berdiri, dada berdegup kencang walau sudah dielus berkali-kali, alis mengkerut ke atas dan nafas dihela sangat panjang. Semoga Anda penasaran dengan isi situs internet tersebut, meski sekilas sudah tertulis di judul artikel ini;  Revolusi Menulis di Amerika Serikat.

Ya memang itulah nama situs internet tersebut. Tepatnya adalah milik sebuah lembaga non profit yang menyebut diri sebagai Komisi Nasional Untuk Revolusi Menulis, yang berdiri awal tahun 2000-an lalu. Yang membuat saya mengalami berbagai kondisi tidak mengenakkan tadi bukanlah judulnya itu melainkan tindakan dan latar belakang mereka, membuat gerakan revolusi menulis.

Bayangkan...

Menurut komisi ini, orang Amerika masih malas menulis. Mereka melihat kebanyakan orang Amerika masih kurang piawai dalam mencurahkan perasaan, ide dan pikiran dengan tulisan. Tidak anak muda tidak orang tua, semuanya masuk dalam kategori malas. Orang Amerika, lebih suka berbudaya lisan. Menurut komisi ini, kondisi tersebut sangat memprihatinkan!

Saya jadi teringat seorang teman Amerika yang saya kenal sejak 10 tahun lalu. Dia, sangat malas membalas SMS saya dan lebih suka menelpon langsung. Alasannya, tombol angka/huruf di hanphonenya terlalu kecil. Tangannya memang terbilang besar karena bobotnya pun mendekati 100 kg. Ah mungkin itu alasan saja. Betul kata komisi tadi, Orang Amerika malas menulis.

Makanya, komisi tersebut membuat berbagai gerakan secara nasional untuk meningkatkan kemampuan menulis semua lapisan masyarakatnya. Mereka punya gerakan yang lumayan terorganisir terutama di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Mereka juga memiliki program ke anggota Kongres dan Senat untuk mendorong gerakan menulis yang lebih luas.

Setelah selesai membaca situs tersebut, saya teringat di negeri sendiri tercinta ini. Bagaimana kondisi budaya menulisnya?

Ooooh, Tuhan. Sungguh jauh berbeda. Satu ukuran saja, jumlah buku beredar di Amerika minimal 70.000 judul setiap tahun. Sedangkan di sini, paling banter sekitar 15.000 judul, atau seperlimanya. Tengok juga di perguruan tinggi, hampir semua dosen di Amerika menulis buku. Di sini? Hanya sekian gelintir saja.

Lalu kenapa di sana muncul sebuah Komisi Nasional untuk Revolusi Menulis? Sedangkan di sini, boro-boro Komisi Nasional, para penulis buku saja yang sudah susah payah mencurahkan ide dan pikirannya, masih dipunguti pajak royaltinya. Jangankan membuat Komisi Nasional, orang-orang pintarnya saja masih takut menulis apalagi menulis buku.

Padahal, potensi menulis kita tidak kalah lho dibanding Amerika.

Saya bermimpi, suatu hari nanti, budaya menulis orang Indonesia tidak kalah dengan orang Amerika. Impian itu, tampaknya tidak terlalu lama lagi akan menjadi kenyataan. Karena, teman saya yang lain sangat rajin membalas SMS saya, dengan kalimat yang panjang-panjang. Dia jelas lebih hebat menulis (paling tidak menulis SMS) ketimbang teman Amerika tadi, yang malas menulis SMS. Apalagi orang Indonesia juga hebat dalam menulis status di Facebook dan rajin mengirim tweet di Twitter (nomor dua terbanyak di dunia - katanya).

Lalu, urusan membuat komisi, kita juga tidak kalah bukan? Berapa banyak jumlah komisi yang sudah dibentuk pemerintah? Wah kayaknya sih tidak lebih sedikit dibanding komisi di Amerika. Kalau di sana hanya mampu membentuk satu Komisi Revolusi Menulis, mungkin di sini bisa muncul beberapa Komisi Revolusi Menulis.

Ups, mohon maaf, saya masih bermimpi…

Selamat menulis buku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline